CakapCakap – Cakap People, ketika pertama kali melihat wajah wanita yang bernama Yagmur ini pasti orang akan menilai bahwa dia begitu mempesona. Kenyatannya, paras cantik Yagmur tak diimbangi dengan tingkah lakunya yang baik.
Sosok wanita Turki ini tega menyewa pembunuh bayaran seharga 10 juta Lira Turki atau sekitar Rp19,4 miliar untuk membunuh nyawa suaminya, Emre Asik.
Emre merupakan mantan pesepak bola yang sempat memperkuat Timnas Turki dari 1994-2010. Dilansir iNews dari Hurriyet Daily News, pasangan ini menikah pada 2012 di Prancis. Mereka bahkan sudah dikaruniai tiga orang anak. Tetapi, mantan pesepak bola kelahiran Bursa, 13 Desember 1973 ini melayangkan gugatan cerai.
Emre mengurus perceraian dengan Yagmur karena sang istri telah selingkuh dengan pria bernama Erdi Sungur. Seharusnya perceraian yang dilayangkan Emre bisa membuat wanita cantik tersebut instropeksi diri.
Namun siapa yang menduga perbuatan buruk Yagmur makin menjadi-jadi. Tak berhenti sampai kasus perselingkuhan saja. Wanita tersebut justru merasa kecewa dengan sang mantan suami hingga memutuskan menyewa orang untuk membunuh Emre dengan tujuan demi mendapatkan harta warisan.
Yang lebih miris lagi, Yagmur menyiapkan senjata serta lokasi yang berada di dataran tinggi Duzce untuk menguburkan jasad sang suami yang berusia 46 tahun tersebut. Menurut dakwaan yang telah diajukan kantor kejaksaan provinsi barat laut Duzce, Yagmur awalnya menyuruh selingkuhannya melakukan tugas kejam itu.
Akan tetapi Erdi Sungur menolaknya. Yagmur lantas memiliki ide untuk menyewa pembunuh bayaran. Beruntung, pembunuh bayaran yang sudah disewa Yagmur justru tak melakukan tugasnya. Dia bahkan menceritakan semuanya kepada Emre. Kini Yagmur harus berurusan dengan hukum.
“Saya selingkuh dengan Yagmur. Dia hanya berpikir untuk mewarisi kekayaan setelah kematian Emre. Dia meminta saya untuk membunuhnya, tetapi saya menolak,” kata Sungur memberikan keterangannya.
Erdi Sungur juga mencerikan tabiat pacarnya tersebut. Suatu waktu, perangai Yagmur terlihat sangat menakutkan.
“Suatu kali dia membawakan saya sepotong daging. Dia ingin saya menembak dagingnya. Saya coba menembak dengan menyipitkan mata dan gagal. Kemudian dia berkata ‘Anda tidak bisa melakukannya’. Dia berteriak dan marah,” ujarnya.