CakapCakap – Cakap People, seekor tikus raksasa Afrika mendapatkan anugrah medali emas bergengsi karena sudah berkontribusi mendeteksi ranjau darat. Tikus yang diberi nama Magawa ini berhasil mengendus 39 ranjau darat serta 28 amunisi.
Badan amal kedokteran hewan Inggris, PDSA, memberikan Magawa sebuah Medali Emas untuk “pengabdiannya dalam bertugas yang menyelamatkan hidup orang di lokasi pembersihan ranjau darat yang mematikan di Kamboja“.
Pada tahun pada tahun 1970 – 1980-an, banyak ranjau darat ditanam selama perang saudara di Kamboja. Dan sekarang masih menyisakan ranjau-ranjau yang terpendam.
Medali Emas PDSA bertuliskan “Untuk keberanian binatang atau pengabdian pada tugas”. Dari 30 hewan yang menerima penghargaan, Magawa menjadi tikus pertama.
Hewan pengerat berusia tujuh tahun ini dilatih badan amal Apopo yang terdaftar di Belgia dan berbasis di Tanzania. Mereka memelihara hewan-hewan yang dikenal sebagai HeroRATs .Sejak tahun 1990an HeroRATs ini berugas mendeteksi ranjau darat dan tuberculosis. Hewan-hewan tersebut nantinya disertifikasi setelah satu tahun pelatihan.
“Mendapatkan medali ini benar-benar suatu kehormatan bagi kami,” kata kepala eksekutif Apopo Christophe Cox kepada kantor berita Press Association.
“Penghargaan ini juga berarti bagi orang-orang di Kamboja, dan semua orang di seluruh dunia yang menderita akibat ranjau darat.” Imbuhnya.
Dilansir dari BBC, Pada hari Jumat, PDSA menyiarkan upacara penghargaan untuk Magawa melalui situsnya. Magawa lahir dan besar di Tanzania, tikus ini memiliki beratnya 1.2kg dengan panjang 70cm.
Meskipun ukurannya jauh lebih besar dari kebanyakan spesies tikus lainnya, berat Magawa tidak mampu meledakkaan ranjau apabila ia berjalan di atasnya. Tikus-tikus ini dilatih mendeteksi senyawa kimia di dalam bahan peledak.
Begitu hewan-hewan tersebut menemukan bahan peledak, mereka secara naluriah menggaruk bagian atas kemudian memberi tahu rekan kerjanya, yaitu manusia.
Dalam waktu 20 menit, Magawa mampu memeriksa lapangan seukuran lapangan tenis. Ini jauh lebih cepat dibandingkan manusia dengan detector karena baru bisa menyelesaikan dalam waktu satu hingga empat hari.
Magawa bekerja selama setengah jam sehari, hanya pagi hari karena sudah mendekati usia pensiun. Tetapi direktur jenderal PDSA Jan McLoughlin mengatakan pekerjaa Magawa sungguh luar biasa.
“Pekerjaan Magawa secara langsung menyelamatkan dan mengubah kehidupan laki-laki, perempuan dan anak-anak yang terkena dampak ranjau darat ini,” katanya kepada Press Association.
“Setiap penemuan yang dia buat mengurangi risiko cedera atau kematian bagi penduduk setempat.”