CakapCakap – Cakap People! Warga Amerika Serikat (AS) harus lebih teliti untuk melihat hasil pemilihan negara bagian pada November mendatang. Pasalnya, pada Selasa, 22 September 2020, Biro Investigasi Federal (FBI) menyebut bakal ada aktor jahat yang mungkin mencoba untuk mengacaukan penghitungan hasil suara, menurut laporan NBC News, Rabu, 23 September 2020.
Dalam pengumuman layanan publik dengan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS, FBI mengingatkan pengesahan hasil pemilu Amerika Serikat (AS) dapat memakan waktu berminggu-minggu. Ini membuat ada sejumlah aktor asing dan penjahat dunia maya yang bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk mengubah hasil suara.
Satu skenario potensial yang diperingatkan oleh lembaga tersebut adalah peretas yang merusak laman resmi untuk menunjukkan hasil pemilu yang salah. Sekaligus menyebabkan kekacauan dan kebingungan tanpa memengaruhi sistem perhitungan suara.
Para peretas itu diyakini oleh para analis, masih terkait dengan intelijen militer Rusia yang sebelumnya sudah melakukan operasi semacam itu di negara-negara Eropa Timur dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, selama pemilihan presiden Ukraina di tahun 2014 silam, peretas Rusia merusak situs resmi Pemerintah Ukraina untuk menampilkan hasil yang salah, yang menyebabkan ketidakpastian selama berhari-hari.
Peringatan pemerintah itu tidak mengutip adanya aktor domestik sebagai tersangka disinformasi, meskipun ada bukti dari Badan Riset Internet Rusia yang sempat mengobarkan ketegangan politik AS menjelang pemilu 2016.
Namun, itu menunjuk secara khusus kepada pejabat pemilihan negara bagian dan lokal yang “dapat dipercaya,” tetapi tidak menyebut pejabat federal. Presiden AS Donald Trump telah berulang kali membuat klaim palsu tentang pemungutan suara melalui surat, dan menunjukkan hal itu dilakukan melalui proses yang tidak valid. Terutama mengenai negara bagian dengan Gubernur dari Partai Demokrat, seperti Colorado dan Michigan.