CakapCakap – Cakap People! Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya hari ini Jumat, 28 Agustus 2020, karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Bertugas sejak 2012, Abe adalah Perdana Menteri Jepang terlama yang pernah menjabat — tujuh tahun delapan bulan.
Abe telah berjuang melawan penyakit kolitis ulseratif yang telah dideritanya selama bertahun-tahun dan dua kali masuk rumah sakit baru-baru ini dalam seminggu telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah dia masih mampu bekerja sampai akhir masa jabatannya sebagai pemimpin partai yang berkuasa dan perdana menteri hingga September 2021.
Pria berusia 65 tahun ini mengungkapkan tentang perjuangannya melawan penyakit itu sejak remaja saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia pernah mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Jepang pada masa jabatan pertamanya pada tahun 2007 karena penyakit yang sama.
Apa itu kolitis ulseratif?
Melansir Reuters, kolitis ulseratif adalah penyakit radang usus besar yang dapat menyebabkan bisul pada lapisan usus besar dan rektum. Gejalanya berupa diare, kram perut, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Penyebab penyakit ini belum diketahui, tetapi faktor keturunan maupun malfungsi sistem kekebalan, di mana sistem kekebalan menyerang sel-sel di saluran pencernaan, diyakini berperan. Diet dan stres bisa memperburuk kondisi.
Komplikasi penyakit juga termasuk meningkatkan risiko kanker usus besar, pembekuan di pembuluh darah, dan usus besar berlubang.
Bagaimana pengobatan kolitis ulseratif? Apakah bisa sembuh?
Kolitis ulseratif tidak dapat disembuhkan. Pada kasus sedang hingga parah diobati dengan kortikosteroid, ini bukan pengobatan jangka panjang karena efek sampingnya bisa termasuk pengeroposan tulang, tekanan darah tinggi dan penambahan berat badan.
Jenis obat yang disebut asam 5-aminosalisilat (5-ASA) adalah pengobatan standar, termasuk Asacol, yang menurut Abe mulai diminumnya sejak 2009, ketika obaat itu disetujui di Jepang. Obat itu telah tersedia di luar negeri sebelum itu.
“Obat Asacol ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk muncul di pasaran di Jepang, sangat mungkin saya tidak akan berada di tempat saya hari ini,” kata Abe dalam pidatonya tahun 2013.
“Karena alasan itu, saya menganggap itu peran dan nasib saya untuk memulihkan dan memperkaya kehidupan pasien yang menderita penyakit parah.”
Efek samping dari obat, juga dikenal sebagai mesalamine, bisa termasuk mual, sakit kepala atau muntah. Jarang, hal ini dapat memperburuk gejala kolitis ulseratif.
Perawatan lain penyakit ini termasuk obat imunosupresan yang membutuhkan pengawasan yang cermat dan biasanya hanya digunakan jika pasien tidak melakukan perawatan lain.
Perawatan yang paling drastis dari penyakit kolitis ulseratif ini adalah operasi pengangkatan usus besar.
Bagaimana kualitas hidup penderita kolitis ulseratif?
Jika tetap terkontrol, kolitis ulseratif memiliki dampak minimal pada aktivitas sehari-hari di antara kekambuhan yang bisa disebabkan oleh stres.