CakapCakap – Cakap People, pandemic Covid-19 yang melanda seluruh negeri membuat banyak orang merasakan imbasnya. Salah satunya dari segi ekonomi, bahkan perusahaan besar sekelas American Airlines bisa memutuskan hubungan kerja dengan puluhan ribu karyawannya.
Namun hal berbeda dialami oleh pemilik raksasa ritel Amazon, Jeff Bezos. Masa pandemi Covid-19 telah mengubahnya menjadi orang terkaya di dunia. Krisis tersebut berdampak besar bagi pertumbuhan bisnis Amazon.
Selama pandemi berlangsung, kekayaan pribadi Jeff Bezos meningkat hingga angka di atas 200 miliar dolar AS atau nyaris tembus Rp 3.000 triliun. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi baru bagi pria berusia 56 tahun tersebut.
Kekayaan pendiri Amazon ini meroket setelah sahamnya meroket lebih dari lima persen mulai awal pekan. Saham Amazon telah meningkat sekitar 86 persen sejak awal tahun didorong oleh peningkatan permintaan belanja online selama pandemi.
Namun, Bezoss bukanlah satu-satunya taipan teknologi yang kekayaannya bisa meroket selama pandemi. Pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pendiri Microsoft Bill Gates dan CEO Tesla Elon Musk juga menuai untung. Bahkan kekayaan mereka mencapai lebih dari 110 miliar dolar AS.
Mereka semua masuk ke dalam daftar 10 orang terkaya di dunia bersanding dengan pemilik Microsoft Steve Ballmer serta Larry Page dari Google. Melansir dari Republika, kekayaan Musk meningkat hingga empat kali lipat dari kekayaan bersihnya sejak awal tahun.
Bayangkan saja, gabungan kekayaan 10 orang terkaya di dunia ini setara dengan gabungan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 90 negara. Kekayaan Jeff Bezoss 400 kali lebih besar dari kekayaan Ratu Inggris yang sebesar 458 juta dolar AS dan 200 ribu kali lebih besar dari kekayaan jutawan biasa.
Namun kesenjangan kekayaan yang mencolok ini mendapatkan kritik tajam dari para aktivis hak asasi manusia hinga politisi. Kenaikan kekayaan mereka bertolak belakang dengan kesulitan yang sedang dihadapi oleh mayoritas masyarakat dunia selama masa pandemi.
Senator Amerika Serikat Bernie Sanders menyerukan tentang pengadaan pajak hingga 60 persen bagi para miliarder selama pandemi. Hasil pajak tersebut dapat digunakan untuk menjamin biaya perawatan kesehatan untuk masyarakat.