CakapCakap – Cakap People, pada Oktober mendatang bantuan dari pemerintah Amerika Serikat untuk melindungi para pekerja sudah berakhir. Momen tersebut menjadi momok yang menakutkan karena American Airlines berencana melakukan PHK pada 19.000 karyawannya.
Setelah bantuan tersebut berakhir, perusahaan mengklaim tak sanggup mempertahankan pekerjanya. Hal ini dikarenakan pendapatannya terganggu akibat Covid-19 yang menyebabkan permintaan perjalanan turun drastis.
American Airlines ungkapkan kapasitas dikuartal empat akan menjadi setengah dari level tahun lalu. Penerbangan jarak jauh internasional hanya mencakup 25% dari jadwal 2019.
“Kami telah berkali-kali memberi Anda, seringkali informasi baru yang serius di dunia yang tidak dapat kami bayangkan selama pandemi ini,” tulis CEO American Airlines Doug Parker dan presidennya, Robert Isom, dalam catatan kepada staf, pada Selasa (25/8/2020).
“Hari ini adalah pesan tersulit yang harus kami umumkan sejauh ini, pengumuman pengurangan staf yang tak terhindarkan mulai 1 Oktober,” tambahnya.
Sebagaimana yang dikutip CNBC Indonesia dari CNBC International, American Airlines yang berbasis di Fort Worth, Texas tersebut mempekerjakan lebih dari 140.000 orang pada bulan Maret.
Pasca PHK Oktober, American Airlines mengatakan jumlah karyawan yang diberhentikan menjadi 40.000 orang. Angka tersebut mencakup 17.500 pekerja serikat, termasuk pramugari, pilot dan mekanik, dan 1.500 pekerjaan administrasi dan manajemen.
Sebelum American Airlines, Senin lalu Delta Air Lines mengumumkan rencana PHK pada 1.941 pilot mereka. Namun perusahaan mengungkapkan rencana tersebut bisa dicegah apabila mereka berhasil meraih kesepakatan pemotongan biaya dengan serikat pekerja. Pada bulan lalu, United Airlines mengumumkan risiko PHK sukarela pada 36.000 karyawannya.
Dunia penerbangan menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Banyak negara yang melakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus. Akibatnya penerbangan domestik dan internasional menukik tajam.
Untuk meredam dampak yang lebih mengerikan, pemerintah AS mengeluarkan bantuan paket pendanaan. Maret lalu pemerintah AS kucurkan paket pendanaan sebesar RP 350 triliun yang hanya berlaku hingga bulan September.
Serikat buruh dan operator mendesak anggota parlemen agar memberikan bantuan RP 350 triliun lainnya. Namun, proposal tersebut gagal mendapat persetujuan Kongres.
“Perpanjangan bantuan federal akan memberikan satu kemungkinan yaitu menghindari PHK paksa ini pada 1 Oktober,” kata para eksekutif penerbangan.