CakapCakap – Cakap People! Universitas Cambridge bertujuan untuk memulai uji klinis dari kemungkinan vaksin COVID-19 pada musim gugur setelah menerima dana sebesar 1,9 juta pound atau sekitar Rp 37 miliar dari pemerintah Inggris. Demikian diungkapkan pihak universitas pada hari Rabu, 26 Agustus 2020.
Para ilmuwan di balik vaksin tersebut mengatakan bahwa pendekatan yang mereka lakukan untuk vakin ini adalah dengan menggunakan urutan genetik dari semua virus corona yang diketahui untuk mengasah respons kekebalan, dapat membantu menghindari efek buruk dari respons kekebalan hiper-inflamasi.
“Kami sedang mencari celah di lapisan pelindungnya, bagian penting dari virus yang dapat kami gunakan untuk membuat vaksin guna mengarahkan respons kekebalan ke arah yang benar,” Jonathan Heeney, kepala Laboratorium Viral Zoonotik di Universitas Cambridge, melansir Reuters.
“Pada akhirnya kami bertujuan untuk membuat vaksin yang tidak hanya akan melindungi dari SARS-CoV-2, tetapi juga untuk virus corona terkait lainnya yang dapat menyebar dari hewan ke manusia.”
Belum ada vaksin untuk melawan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 ini yang terbukti efektif secara klinis, meskipun ada 30 yang menggunakan berbagai teknologi sudah dalam tahap uji coba pada manusia.
Kandidat vaksin dari Cambridge ini diberi nama DIOS-CoVax2, berbasis DNA. Struktur antigen yang dihasilkan komputer dikodekan oleh gen sintetis, yang kemudian dapat memprogram ulang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi melawan virus corona.
Produsen Obat Inggris AstraZeneca Mulai Uji Coba Tahap Awal Pengobatan Antibodi COVID-19
Melansir Reuters, produsen obat dari Inggris, AstraZeneca, mengatakan pada hari Selasa, 25 Agustus 2020, telah memulai menguji koktail berbasis antibodi untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19, dengan peserta pertama telah diberi dosis.
AstraZeneca mengatakan uji coba tahap awal akan mengevaluasi apakah AZD7442 yang merupakan kombinasi dari dua antibodi monoklonal (mAbs) itu aman dan dapat ditoleransi, yang diberikan kepada 48 peserta sehat antara usia 18 hingga 55 tahun.
Jika uji coba yang berbasis di Inggris ini memiliki hasil positif, AstraZeneca mengatakan akan melanjutkan dengan uji coba tahap menengah hingga akhir yang lebih besar untuk menguji AZD7442 sebagai pengobatan pencegahan untuk penyakit dan obat untuk pasien yang memiliki COVID-19.