CakapCakap – Cakap People! Pemerintah Seoul, Ibu kota Korea Selatan, pada hari Senin, 24 Agustus 2020, memerintahkan penggunaan masker di tempat umum baik di dalam dan luar ruangan untuk pertama kalinya. Kebijakan ini untuk memerangi lonjakan kasus virus corona yang berpusat di daerah metropolitan yang padat penduduk.
Pada bulan Mei, pemerintah kota Seoul memerintahkan agar masker dipakai di transportasi umum dan taksi, tetapi lonjakan kasus baru-baru ini membuat pejabat kesehatan khawatir bahwa negara tersebut mungkin perlu memberlakukan tingkat jarak sosial tertinggi, yang dikenal dengan fase 3.
“Jika kita tidak bisa menghentikannya pada tahap ini, kita tidak punya pilihan selain meningkatkan ke tahap ketiga dari jarak sosial,” kata Presiden Moon Jae-in kepada para pembantu utamanya, melansir Reuters.
“Peningkatan ke fase 3 bukanlah pilihan yang mudah.”
Di bawah fase 3, sekolah dan bisnis akan didorong untuk tutup sehingga menimbulkan lebih banyak kerusakan pada ekonomi terbesar keempat di Asia ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 266 kasus baru pada tengah malam pada hari Minggu. Secara keseluruhan, Korea Selatan telah melaporkan 17.665 kasus virus korona dan 309 kematian.
Korea Selatan telah banyak dipuji karena keberhasilannya dalam menangani virus, dengan pengujian ekstensif dan pelacakan kontak yang agresif.
Dia mengimbau orang-orang untuk tidak meninggalkan rumah dan membatalkan perjalanan yang tidak perlu.
“Jika kami gagal meratakan kurva minggu ini, kami yakin kami akan menghadapi krisis yang sangat penting, bahwa virus akan menyebar ke seluruh negara,” kata pejabat kementerian kesehatan Yoon Tae-ho dalam sebuah pengarahan.
Tetapi Yoon mengatakan penyelidik kesehatan tidak dapat menentukan rute penularan sekitar 20% dari kasus baru-baru ini yang meningkatkan kekhawatiran atas hal itu.
Dia mengimbau orang-orang untuk menghindari meninggalkan rumah dan membatalkan perjalanan yang tidak perlu.
Selain itu, pemerintah juga telah memperluas aturan jarak sosial tingkat kedua ke seluruh negeri setelah kasus baru COVID-19 muncul di 17 wilayahnya.
Di bawah pembatasan itu, pertemuan gereja dilarang dan klub malam, prasmanan, dan kafe cyber ditutup.
Korea Selatan telah mencatat rata-rata 162,1 infeksi harian selama dua minggu terakhir — rata-rata 13 kali lipat dari dua minggu lalu. Dari kasus baru, 84% berada di wilayah metropolitan Seoul, kata KCDC.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Mata Uang Korea Utara dan Harga Komoditas Bergerak Liar Akibat Penutupan Perbatasan - CakapCakap