CakapCakap – Cakap People! Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan pada hari Jumat bahwa pengujian massal terhadap penduduk untuk virus corona akan dimulai pada 1 September 2020.
Dia memperingatkan orang-orang untuk tidak berpuas diri meskipun jumlah kasus infeksi virus COVID-19 terus turun.
Melansir Reuters, Jumat, 21 Agustus 2020, pengujian massal yang akan dilakukan dengan bantuan tim beranggotakan 60 orang dari China daratan itu, adalah yang pertama kalinya bagi pejabat kesehatan Tiongkok membantu wilayah administratif khusus dalam pertempurannya untuk mengendalikan pandemi.
Lam mengatakan, pengujian COVID-19 ini akan bersifat sukarela dan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikannya.
“Akan ada peningkatan substansial dari kapasitas pengujian di sektor publik dan swasta, peningkatan lebih dari 10 kali lipat.”
Hong Kong telah melihat kebangkitan kasus yang ditularkan secara lokal sejak awal Juli tetapi jumlah harian telah turun dari tiga digit dalam beberapa pekan terakhir menjadi dua digit rendah.
Wilayah bekas koloni Inggris ini masih memiliki jumlah kasus COVID-19 secara keseluruhan yang relatif rendah secara global. Sejak akhir Januari, lebih dari 4.600 orang telah terinfeksi di Hong Kong, 75 di antaranya telah meninggal.
Pembatasan termasuk larangan makan di restoran setelah pukul 18:00 dan wajib mengenakan masker di semua area publik di luar ruangan akan tetap berlaku hingga setidaknya 25 Agustus di Hong Kong.
Bisnis di seluruh kota Hong Kong telah terguncang akibat pembatasan dengan banyak industri meminta pemerintah untuk memberi dukungan keuangan yang mendesak.
Hong Kong telah melaporkan total sebanyak 4.632 orang yang terjangkit oleh virus corona baru ini setelah menambahkan 27 kasus baru per Jumat, 21 Agustus 2020. Selain itu, negara ini juga sudah mencatatkan sebanyak total 75 orang yang meninggal dunia. Angka kematian tersebut bertambah sebanyak 2 orang per Jumat ini. Sementara itu, sebanyak 3.900 pasien COVID-19 di sana dinyatakan pulih.
COVID-19 Global
Virus corona telah menginfeksi lebih dari 22,9 juta orang di seluruh dunia saat artikel ini diturunkan. Penyakit COVID-19 ini juga telah merenggut nyawa manusia sebanyak lebih dari 798.000 orang dan lebih dari 15,5 juta orang dinyatakan pulih.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus dan kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia sejauh ini, dengan telah melaporkan total lebih dari 5,7 juta orang yang terinfeksi dan lebih dari 177.000 meninggal dunia sejauh ini.