in

Teori Konspirasi, Rumor dan Mitos Tentang COVID-19 Telah Menyebabkan Ratusan Orang Meninggal

Menurut para peneliti, setelah informasi yang salah ini, sekitar 800 orang meninggal, 5.876 dirawat di rumah sakit.

CakapCakapCakap People! Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa rumor, mitos, dan teori konspirasi yang beredar daring di tengah pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) mungkin telah menyebabkan banyak kematian terjadi.

Termasuk di antara rumor tentang obat yang beredar adalah minum cairan pemutih, makan bawang putih, menjaga tenggorokan tetap lembab, menghindari konsumsi makanan pedas, hingga minum air kencing sapi yang dianggap dapat menjadi obat untuk menghindari COVID-19.

Dengan perhatian dunia terfokus pada virus baru yang muncul dan pandemi global, sebuah ‘infodemik’ atau ‘informasi yang melimpah’ mungkin telah menyulitkan orang untuk menemukan informasi yang dapat dipercaya.

Ilustrasi. [Foto: Engin Akyurt / Unsplash]

“Misinformasi yang dipicu oleh rumor, stigma, dan teori konspirasi dapat memiliki implikasi yang berpotensi serius pada individu dan komunitas jika itu diprioritaskan daripada pedoman berbasis bukti,” kata tim peneliti dalam studi terbaru, dilaporkan Fox News, Jumat, 14 Agustus 2020.

Studi telah mengekstraksi informasi dari berbagai platform daring, termasuk media sosial dan situs jaringan televisi, dari 31 Desember 2019 hingga 5 April lalu. Dari analisis konten, peneliti menemukan 2.311 laporan rumor, stigma, dan teori konspirasi di 25 bahasa dari 87 negara.

Dari 2.276 laporan yang memiliki peringkat teks, 1.856 klaim atau 82 persen terbukti salah. Peneliti meninjau dan mengatur data menjadi tiga kategori, yaitu rumor, stigma, dan teori konspirasi.

Rumor adalah yang paling umum, sebagian besar terkait dengan penyakit, penularan, dan kematian terkait Covid-19. Salah satu mitos populer menyarankan menahan napas selama lebih dari 10 detik untuk mendiagnosis infeksi sendiri. Rumor lainnya mengatakan bahwa mengonsumsi alkohol dengan konsentrasi tinggi dapat mendisinfeksi tubuh dan membunuh virus.

Ilustrasi. [Foto: Engin Akyurt / Unsplash]

Menurut para peneliti, setelah informasi yang salah ini, sekitar 800 orang meninggal, 5.876 dirawat di rumah sakit. Sementara itu, 60 orang mengalami kebutaan total setelah minum metanol yang dianggap sebagai obat untuk virus corona jenis baru.

Laporan stigmatisasi termasuk orang-orang asal Asia yang disalahkan atas virus tersebut, sementara teori konspirasi mengklasifikasikan COVID-19 sebagai senjata biologis yang direkayasa oleh lembaga internasional, kata para peneliti.

“Untuk menghilangkan prasangka kesalahan informasi, lembaha kesehatan harus melacak informasi yang salah terkait dengan COVID-19 dengan cepat dan melibatkan masyarakat lokal dan pejabat pemerintah,” kata penulis peneliti dalam studi tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ada Posisi Strategis yang Lowong di PT Geo Dipa Energi BUMN, Lulusan D3 Bisa Daftar

Inilah Urutan Gejala Awal yang Dialami Orang Saat Pertama Kali Terinfeksi Virus Corona, Menurut Temuan Ilmuwan