CakapCakap – Cakap People! Lebih dari 1.800 orang telah mendaftar untuk menjadi relawan dalam uji klinis penting vaksin untuk melawan virus corona di Bandung, Jawa Barat.
Pemerintah sudah mulai membuka pendaftaran untuk merekrut relawan pekan lalu untuk melakukan uji vaksin COVID-19 Fase 3 pada manusia, di mana vaksin tersebut dikembangkan oleh Sinovac Biotech, China, dan menunjuk perusahaan farmasi milik negara, Bio Farma, untuk memproduksi vaksin dalam skala besar setelah uji tersebut berhasil diselesaikan.
Uji klinis yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, itu menargetkan 1.620 relawan yang akan mendapatkan suntikan calon vaksin tersebut.
Pihak Universitas Padjajaran telah mengumumkan pada hari Minggu, 16 Agustus 2020, bahwa ada sebanyak 1.866 orang telah mendaftar sebagai calon relawan pada tim uji klinis. Mereka yang telah mendaftar tersebut harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum menjadi relawan yang memenuhi syarat.
“Seperti yang diharapkan, antusias masyarakat sangat tinggi. Setelah kami mendapatkan 1.620 relawan yang memenuhi syarat, pendaftaran akan ditutup,” kata Dr Rodman Tarigan, juru bicara tim uji klinis, di Bandung, melansir Jakarta Globe, Senin, 17 Agustus 2020.
Ia menambahkan, sejauh ini, sudah ada sekitar 100 relawan yang telah lulus dan memenuhi persyaratan medis untuk menerima vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac, China.
Pemerintah mengatakan bahwa vaksinasi massal lebih awal akan dimulai paling lambat Februari 2021 tahun depan jika uji klinis ini berhasil.
Seperti diketahui, ada enam lokasi yang dipilih untuk uji coba vaksin ini, yaitu RS Unpad Pendidikan, satu kampus Unpad, serta empat Puskesmas di Bandung, yakni Sukapakir, Garuda, Ciumbuleuit dan Dago.
Uji coba diharapkan selesai paling cepat dalam waktu setengah tahun.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Kusnandi Rusmil, yang juga ketua tim peneliti uji klinis, mengatakan setengah dari 1.620 relawan akan disuntik dengan vaksin potensial, sedangkan separuh lainnya akan mendapatkan plasebo.
Subjek uji coba akan dibagi menjadi dua kelompok secara acak.
Sebelum uji coba, tim akan memastikan relawan mendapat penjelasan yang jelas tentang proses uji coba dari para dokter, sebelum mereka menandatangani surat persetujuan untuk menyatakan kemampuannya menjadi subjek tes.
Kusnandi mengatakan para relawan harus sehat secara fisik dan harus melakukan tes negatif untuk COVID-19 sebelum uji coba vaksin. Relawan yang memenuhi syarat akan melanjutkan ke suntikan pertama, katanya.
Setelah suntikan pertama, tambahnya, para relawan akan diobservasi selama 30 hingga 40 menit untuk mengetahui apakah mereka menunjukkan reaksi terhadap vaksin tersebut. Relawan yang tidak menunjukkan reaksi bisa pulang dengan selamat, katanya.
“Empat belas hari setelah suntikan pertama akan diberikan suntikan kedua. Setelah itu kami pantau [kondisi kesehatan mereka] selama enam bulan, ” kata Kusnandi, seperti dikutip The Jakarta Post.
“Kami akan membandingkan hasil antara kedua kelompok relawan – kesehatan dan imunogenisitas mereka. Kami ingin membandingkan keefektifan mereka yang menerima vaksin dan mereka yang memiliki plasebo. ”