in ,

Peneliti UT: Ada Ribuan Orang Tak Terdeteksi Saat Penyebaran Awal COVID-19, Diperkirakan Jauh Lebih Besar dari yang Dilaporkan

Penelitian baru menunjukkan kemungkinan ada lebih dari 12.000 kasus gejala yang tidak terdeteksi saat lockdown dilakukan di China

CakapCakapCakap People! Penelitian baru dari University of Texas (UT) di Austin, Amerika Serikat menunjukkan bahwa penyebaran awal virus corona tampak jauh lebih besar daripada yang dilaporkan sebelumnya. Konsorsium Pemodelan COVID-19 UT Austin melaporkan bahwa pasien dengan gejala flu yang tidak terdiagnosis pada musim dingin lalu yang benar-benar menderita COVID-19 adalah termasuk di antara ribuan kasus awal virus yang tidak terdeteksi.

Menurut laporan CBS, Kamis, 13 Agustus 2020, temuan utama penelitian ini adalah bahwa sekitar sepertiga dari perkiraan kasus COVID-19 yang tidak terdeteksi di AS terjadi pada anak-anak, bahkan kasus pertama di Seattle, Washington diduga telah terjadi sejak Natal 2019.

Wisatawan di stasiun kereta di Yichang, China, sekitar 200 mil dari Wuhan. Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada hari Sabtu, 25 Januari 2020, menandai musim perjalanan tersibuk di kawasan ini [Foto: CHINATOPIX via Associated Press]

Penelitian baru dari UT Austin ini memperkirakan penyebaran awal COVID-19 lebih luas dari yang diperkirakan.

“Ini memberi kami cara untuk menyatukan apa yang sebenarnya terjadi selama hari-hari awal di mana kami tahu ada wabah yang sedang berkembang, tetapi kami tidak dapat melihat setiap infeksi,” kata Lauren Ancel Meyers, seorang profesor biologi integratif dan statistik dan data ilmu yang memimpin Konsorsium Pemodelan COVID-19 UT Austin.

Para peneliti fokus di Seattle, Washington dan Wuhan, China untuk mengetahui berapa banyak pasien dengan gejala flu yang tidak terdiagnosis yang sebenarnya memiliki COVID-19.

Analisis menunjukkan bahwa ketika pemerintah China mengunci Wuhan pada Januari, ada 422 kasus COVID-19 yang diketahui. Tetapi penelitian baru menunjukkan kemungkinan ada lebih dari 12.000 kasus gejala yang tidak terdeteksi saat lockdown dilakukan.

“Ini tidak mengherankan karena kami tahu virus ini menyebar dengan sangat cepat dan menyebar secara diam-diam dan sebagian besar orang yang terinfeksi benar-benar hanya memiliki gejala ringan,” kata Meyers.

Ilustrasi. [Foto: Shawn Ang / Unsplash]

Penelitian UT mendukung studi sebelumnya yang menganalisis tes usap yang diambil dari pasien yang menderita gejala mirip flu di Wuhan dan Seattle.

“Para peneliti ini kembali, mereka mengambil hasil tes usap yang telah disimpan dan mereka mengujinya kembali untuk COVID,” kata Meyers.

Meyers dan tim peneliti di UT Austin kemudian dapat mengetahui seberapa luas penyebaran virus pada saat itu dengan melihat hubungan antara COVID dan flu.

“Di Seattle, yang merupakan satu-satunya kota di AS yang kami teliti, kami memperkirakan bahwa selama periode waktu ketika hanya ada beberapa ratus kasus yang dilaporkan, mungkin ada lebih dari 5.000 kasus yang tidak terdeteksi,” kata Meyers.

Para peneliti mengatakan penelitian tersebut adalah pengingat betapa virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 itu tersembunyi dan begitu cepat menyebar.

Penelitian lain menunjukkan bahwa sekitar setengah dari kasus COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Itu membuat para peneliti percaya bahwa mungkin ada ribuan lebih orang yang terinfeksi di Wuhan dan Seattle sebelum tindakan penguncian masing-masing kota diberlakukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah Biografi Singkat Bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno, yang Terlahir dengan Nama Koesno

Demonstrasi Pecah di Thailand, Jalanan Ditutupi Lautan Manusia dan Teriakan Pendemo