CakapCakap – Cakap People! Pada 12 Januari 2020, Profesor Kwok Yung Yuen mendiagnosis sebuah keluarga dengan virus corona di Shenzhen, 700 mil dari Wuhan, China. Hanya beberapa anggota keluarga yang pernah ke kota tempat wabah COVID-19 berasal, jadi Yuen langsung tahu bahwa dia melihat bukti penularan dari manusia ke manusia dari virus corona baru.
Dia kemudian segera memberi tahu pihak berwenang di Beijing.
Tetapi Beijing membutuhkan waktu delapan hari sebelum memperingatkan dunia bahwa virus corona, yang kini telah menewaskan lebihh dari 700 ribu orang dan menginfeksi lebih dari 19 juta orang di seluruh dunia ini, dapat menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia.
Yuen, yang berbicara pada acara BBC Panorama, membantu menyelidiki wabah di Wuhan pada awal Januari setelah dokter pelapor lainnya berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan pada akhir Desember 2019.
Yuen mengatakan kepada BBC bahwa dia yakin pejabat setempat menutupi skala wabah awal dengan menghancurkan bukti fisik dan menunda tanggapan terhadap temuan klinis.
“Saat kami pergi ke supermarket Huanan, tentunya tidak ada yang bisa dilihat karena pasar sudah dibersihkan,” kata Yuen. “Jadi, Anda dapat mengatakan bahwa TKP sudah diganggu karena supermarket sudah dibersihkan, kami tidak dapat mengidentifikasi titik manapun yang memberikan virus kepada manusia.”
Beijing telah banyak dikritik karena menunda berbagi informasi tentang virus corona, dan pakar kesehatan masyarakat mengklaim bahwa penguncian atau lockdown yang lebih cepat di Wuhan dapat membantu secara signifikan mengurangi jangkauan pandemi.
Yuen mengatakan pejabat lokal diperintahkan untuk menekan informasi atas perintah Beijing.
“Saya benar-benar curiga bahwa mereka telah melakukan penyamaran secara lokal di Wuhan,” kata Yuen. “Pejabat lokal yang seharusnya segera menyampaikan informasi tidak mengizinkan hal ini dilakukan secepat yang seharusnya,” ujar Yuen, seperti dilaporkan Vice Asia pada Senin, 27 Juli 2020.