CakapCakap – Cakap People! Filipina pada hari Kamis, 6 Agustus 2020, mencatat lompatan lain dalam kasus virus korona dengan menyalip negara tetangga Indonesia sebagai negara dengan jumlah infeksi COVID-19 tertinggi yang dikonfirmasi di Asia Tenggara.
Lonjakan kasus virus corona baru-baru ini terjadi di dalam dan sekitar ibu kota Manila telah mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali penguncian (lockdown) yang mempengaruhi sekitar seperempat dari 107 juta orang di negara itu.
Menurut laporan Reuters, Filipina mencatat 3.561 infeksi baru pada hari Kamis, 6 Agustus 2020, menjadikan total kasus yang dikonfirmasi menjadi 119.460. Jumlah tersebut lebih tinggi dari laporan kasus infeksi virus corona di Indonesia yaitu sebanyak 118.753 kasus.
Jumlah korban meninggal akibat COVID-19 meningkat 28 orang di Filipina sehingga total menjadi 2.150, di mana jumlah itu kurang dari setengah dari 5.521 kematian di Indonesia, tetapi diperkirakan akan bertambah setelah lonjakan kasus baru-baru ini.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Minggu malam mengumumkan penguncian atau lockdown kembali selama dua minggu ke depan di dan sekitar Manila, yang menyumbang dua pertiga dari output ekonomi negara.
Pembatasan atau lockdown di Filipina yang telah mulai berlaku sejak hari Selasa, 4 Agustus 2020 kembali diterapkan setelah sekelompok dokter dan perawat memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan bisa runtuh akibat melonjaknya jumlah pasien virus corona di negara tersebut.
Sebagaimana diketahui, Filipina sempat melakukan pelonggaran pembatasan atau lockdown pada Juni lalu.
Pemerintah Filipina pada Minggu, 2 Agustus 2020, malam mengumumkan, akan menempatkan Metro Manila dan provinsi terdekat, seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan di bawah apa yang mereka sebut “Karantina Masyarakat yang Ditingkatkan yang Dimodifikasi” hingga 18 Agustus 2020.
Di bawah kebijakakan itu, transportasi umum dilarang, bekerja dari rumah akan dilembagakan jika memungkinkan, dan hanya satu orang di setiap rumah tangga yang diizinkan keluar rumah untuk membeli barang-barang penting.
Pengumuman Pemerintah Filipina datang setelah 80 kelompok lokal yang mewakili 80.000 dokter dan 1 juta perawat menyerukan kontrol yang lebih ketat, mengatakan negara itu kehilangan perjuangan melawan virus corona.