CakapCakap – Cakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya pada hari Selasa, 7 Juli 2020, mengakui temuan bukti yang mengungkapkan bahwa penyebaran novel-coronavirus bisa terjadi lewat udara. Pengakuan itu datang setelah sekelompok ilmuwan mendesak WHO untuk memperbarui panduannya tentang bagaimana penyakit pernapasan melintas di antara orang-orang.
“Kami telah membicarakan tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi berasal sebagai jenis transmisi untuk COVID-19,” kata Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis WHO dalam penanganan COVID-19, seperti dikutip Reuters.
WHO sebelumnya kerap menyangkal hal ini dengan mengatakan bahwa virus yang menyebabkan penyakit pernapasan COVID-19 itu menyebar terutama melalui tetesan kecil atau percikan (droplet) yang dikeluarkan dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi COVID-19 yang dengan cepat jatuh ke tanah.
Tetapi dalam sebuah surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa itu, yang diterbitkan pada hari Senin, 6 Juli 2020, dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti temuan yang menunjukkan bahwa partikel virus corona baru yang mengambang di udara dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.
Karena partikel-partikel yang dihembuskan yang lebih kecil itu dapat bertahan lama di udara sebelum akhirnya masuk melalui saluran pernapasan. Atas temuan tersebut, para ilmuwan dalam kelompok itu mendesak WHO untuk segera menerbitkan panduan baru.
“Kami ingin mereka (WHO) mengakui bukti yang kami temukan,” ungkap Jose Jimenez, ahli kimia dari University of Colorado yang ikut dalam penelitian.
Ia juga mengatakan bahwa jurnal yang mereka sampaikan tersebut bukan upaya untuk menyerang atau menjatuhkan WHO, tetapi ini adalah merupakan debat ilmiah.
Tim ilmuwan ini juga merasa bahwa temuan ini harus disampaikan secara luas oleh mereka sendiri setelah sebelumnya WHO sama sekali tidak menanggapinya.
“Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus mengumumkannya kepada publik karena mereka [WHO] menolak untuk mendengar bukti setelah banyak percakapan yang dilakukan dengan mereka,” kata Jose Jimenez dalam wawancara via telepon.
Jimenez mengatakan pihak WHO selalu menilai bukti tentang transmisi udara ini tidak beragam secara ilmiah, dan tidak didukung oleh para ahli yang ada di bidangnya.
Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, mengatakan ada bukti yang menunjukkan penularan virus corona melalui udara namun hal itu masih belum pasti.
“Kemungkinan penularan melalui udara di ruang publik – terutama di kondisi spesifik seperti padat, tertutup, serta mekanisme ventilasi yang buruk sudah dijelaskan dan tidak dapat dikesampingkan,” ungkapnya.
Jimenez mengatakan secara historis, telah ada pertentangan sengit dalam profesi medis terhadap gagasan transmisi aerosol, dan standar pembuktian telah ditetapkan sangat tinggi. Kekhawatiran utama adalah ketakutan panik.
“Jika orang mendengar udara, petugas kesehatan akan menolak untuk pergi ke rumah sakit. Atau orang akan membeli semua masker respirator N95 yang sangat protektif dan tidak akan ada yang tersisa untuk negara-negara berkembang,” katanya.
Jimenez mengatakan panel WHO menilai bukti tentang penularan melalui udara tidak beragam secara ilmiah, dan tidak memiliki perwakilan dari para ahli dalam penularan aerosol.
Pemerintah yang bergantung pada kebijakan panduan dari WHO, mungkin juga harus menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Van Kerkhove mengatakan WHO akan mempublikasikan ringkasan ilmiah yang merangkum pengetahuan tentang cara penularan virus corona ini dalam beberapa hari mendatang.