CakapCakap – Cakap People! Koalisi pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melawan virus corona, meminta bantuan pemerintah dan sektor swasta untuk membantu mengumpulkan dana yang dibutuhkan yakni sebesar 31,3 miliar dolar AS, atau setara Rp442 triliun untuk penanganan COVID-19 selama setahun ke depan. Dana itu bakal digunakan untuk mengembangkan dan memberikan tes, perawatan, dan vaksin untuk penyakit tersebut.
Reuters melaporkan, memperbarui seruannya pada hari Jumat, 26 Juni 2020, untuk kolaborasi global melawan pandemi ini, WHO mengungkapkan bahwa dana yang telah mereka terima hingga saat ini adalah sebanyak 3,4 miliar dolar AS (Rp 48 triliun). Itu berarti masih mengalami kekurangan 27,9 miliar dolar AS. Dari total jumlah tersebut nantinya, sebanyak 13,7 miliar dolar di antaranya “sangat dibutuhkan”.
WHO bekerja sama dengan koalisi besar organisasi pengembangan obat, pendanaan dan distribusi yang dikenal dengan ACT-Accelerator Hub.
Inisiatif ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memberikan 500 juta tes COVID-19 dan 245 juta program pengobatan baru untuk penyakit ini ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada pertengahan 2021, kata WHO dalam sebuah pernyataan.
Sekain itu, WHO juga menginginkan pendistribusian 2 milyar dosis vaksin, termasuk 1 milyar yang akan dibeli oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan tersedia pada akhir tahun 2021.
ACT-Accelerator diluncurkan pada bulan April untuk mempercepat pekerjaan penelitian dan pengembangan peralatan medis untuk mengatasi COVID-19.
Pada hari Jumat, 26 Juni 2020, WHO mengatakan pandemi ini masih mengancam jutaan jiwa dan ekonomi, dan pekerjaan serta dana mendesak diperlukan.
“Investasi yang diperlukan adalah signifikan, tetapi itu tidak berarti jika dibandingkan dengan biaya COVID-19. Total biaya pekerjaan ACT-Accelerator kurang dari sepersepuluh dari yang diperkirakan IMF ekonomi global mengalami kerugian setiap bulan karena pandemi,” kata WHO dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 26 Juni 2020.
Sebagaimana diketahui, virus corona saat ini telah menginfeksi hampir 10 juta orang di seluruh dunia. Penyakit COVID-19 ini juga menyebabkan lebih dari 500 ribu orang meninggal. Sementara lebih dari 5,4 juta orang dinyatakan sembuh.