CakapCakap – Cakap People, kabar naas datang dari India. Sebanyak 107 orang di dua negara bagian India dilaporkan meninggal karena tersambar petir. Kejadian ini terjadi selama 2 hari terakhir.
Menurut pejabat Badan Manajemen Bencana Uttar Pradesh, Aditi Umrao, sebanyak 24 orang meninggal dunia akibat tersambar kilat dalam 24 jam terakhir di negara bagian itu. Selain itu, sebanyak 83 orang lain tewas akibat hal serupa di negara bagian Bihar pada Kamis (25/6/2020).
Badan Manajemen Bencana Bihar juga memaparkan sebagian besar korban sambaran petir di wilayahnya terdapat di distrik Gopalganj dengan total 13 korban. Selain itu, ada 73 korban lainnya tersebar di 22 area negara bagian tersebut.
Seorang pejabat Badan Manajemen Bencana Bihar, Sandeep Kumar, menjelaskan bahwa pemerintah negara bagian akan memberikan kompensasi sebesar US$5.300 bagi semua keluarga korban.
Perdana Menteri Narendra Modi melalui lansiran dari CNN juga menanggapi terkait kasus ratusan kematian tersebut sebagai insiden tragis selama musim hujan ini. Ia turut sampaikan ungkapan duka citanya.
“Saya mengungkapkan duka cita yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan karena bencana ini,” kata Modi.
Berdasarkan data yang ada di pemerintahan India, terdapat 2.885 orang meninggal akibat sambaran petir pada tahun 2017 dan 2.357 korban pada 2018. Di negara bagian Uttar Pradesh, sebanyak 239 orang tewas akibat kilat pada 2019 dan sejak 1 April lalu sudah 139 orang tewas tersambar petir di negara bagian tersebut.
Sebagian besar korban akibat sambaran petir ini dikabarkan dari kalangan petani yang sering di luar ruangan seperti ladang dan kebun saat hujan muson tiba. Pasalnya, para petani India selalu menanam benih tanaman ketika mendekati hujan atau ketika hujan tiba. Hal ini bertujuan agar menghindari risiko tanaman mati jauh lebih besar jika benih ditanam terlalu jauh dengan musim hujan.
Terlebih perekonomian India lumayan bergantung pada hasil tani. Sehingga petani India begitu mengandalkan musim hujan muson yang berlangsung antara Juni-September lantaran sebagian perkebunan dan pertanian tidak terhubung dengan sistem irigasi.
Bahkan, India dan sejumlah negara lain di Asia Selatan sendiri termasuk memiliki risiko tinggi terkena sambaran petir selama musim hujan, terutama bulan Mei dan Juni setiap tahunnya lho, Cakap People.