CakapCakap – Cakap People! Kota Wuhan, China, tempat wabah virus corona baru muncul, tidak menemukan kasus baru COVID-19, dalam tes massal yang dilakukan terhadap seluruh penduduk Ibu Kota Provinsi Hubei itu.
Mengutip Reuters, pejabat Wuhan pada Selasa, 2 Juni 2020, mengatakan, kota di China Tengah itu hanya menemukan 300 kasus tanpa gejala dalam uji virus corona yang bergulir pada pertengahan Mei lalu itu.
Wuhun meluncurkan kampanye ambisius pada 14 Mei, dengan menguji 9,9 juta orang, setelah kluster baru COVID-19 muncul di kota itu menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua infeksi.
Tapi, Wuhan tidak menemukan kasus baru dalam pengujian 14 Mei hingga 1 Juni lalu, kata para pejabat kepada wartawan yang menambahkan, ada temuan kasus asimptomatik tapi tidak menular.
China tidak menghitung kasus tanpa gejala, yang berarti orang yang terinfeksi virus corona tetapi tidak menunjukkan gejala klinis seperti kasus COVID-19 yang terkonfirmasi.
Virus corona diyakini telah melompat dari binatang ke orang-orang di pasar yang menjual satwa liar di Wuhan akhir tahun lalu. Kota ini di bawah penguncian pada 23 Januari dan baru dicabut 8 April.
Wabah virus corona di Wuhan yang paling parah dari kota China mana pun, dan merupakan mayoritas dari total 4.634 kematian dan 83.022 infeksi di Tiongkok.
Jutaan warga di Wuhan jalani uji COVID-19 cegah gelombang kedua
Seperti diketahui sebelumnya, kasus-kasus baru COVID-19 telah mulai muncul di Wuhan dan kluster-kluster baru telah terdeteksi setelah satu bulan lockdown dicabut, Channel News Asia melaporkan. Lima kasus baru telah dicatat baru-baru ini, yang semuanya berasal dari kompleks perumahan yang sama, di antara banyak kasus lainnya.
Karena kekhawatiran akan gelombang kedua atau kebangkitan virus yang lebih luas, Wuhan menguji setiap orang dalam populasi di Wuhan.
Pada hari Selasa, 12 Mei 2020, pejabat tiap distrik telah diperintahkan untuk mengirimkan rincian rencana pengetesan COVID-19. Mereka akan melakukan tes dengan menggunakan metode asam nukleat bagi seluruh warga Wuhan dalam 10 hari, Telegraph melaporkan.
“Setiap distrik harus membuat rencana dan pengaturan untuk melakukan tes asam nukleat pada seluruh populasi di wilayah hukumnya dalam batas waktu 10 hari,” kata pemberitahuan itu tanpa menjelaskan kapan pengujian akan dimulai.
Namun, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Wu Zunyou, mengatakan bahwa tidak setiap orang di Wuhan perlu diuji tetapi skrining skala besar harus fokus pada “pekerjaan utama” dan kriteria lainnya.
“Lingkungan tanpa kasus tidak perlu menyaring setiap orang,” kata Wu.