CakapCakap – Cakap People! Selain virus corona yang sudah menguasai dunia sejak sekitar enam bulan terakhir, tahun ini rupanya juga bakal ada kejutan dengan munculnya jutaan hewan serangga yang satu ini. Apa itu?
Pernahkah kamu menemukan serangga keras yang bernama Cicada? Di Indonesia, Cicada biasanya lebih familiar dikenal sebagai tonggeret atau garengpung. Sebutan itu untuk segala jenis serangga anggota subordo Cicadomorpha, ordo Homoptera.
Cicada ini mempunyai sepasang mata faset yang letaknya terpisah jauh di kepalanya dan biasanya juga memiliki sayap yang tembus pandang. Memiliki ukuran yang kecil tetapi suaranya memekik.
Nah, sekarang bayangkan jutaan serangga Cicada ini berkerumun di daerah kamu dan bersuara secara serempak.
Well, itulah yang akan terjadi di wilayah Amerika di Virginia Barat Daya, bagian dari Carolina Utara dan Virginia Barat tahun ini.
Seperti dilansir CNN, Minggu, 24 Mei 2020, sebanyak 1,5 juta Cicada per 4000 meter persegi akan muncul dari bawah tanah untuk menyerbu area ini.
Fenomena ini cukup unik di mana serangga Cicada akan berkerumun setiap 13 atau 17 tahun sekali atau lebih. Tentu saja, tak ada waktu yang lebih baik bagi mereka selain memilih merangkak keluar dari bawah tanah pada tahun 2020 ini, bukan?
Untungnya, Cicada memang tak bahaya bagi manusia tetapi suaranya yang memekik itu bisa menghasilkan polusi suara yang buruk.
“[..] Cicada yang muncul sekaligus dalam jumlah besar mungkin menimbulkan masalah kebisingan yang substansial,” kata Eric Day, Virginia Cooperative Extension entomologist di Departemen Entomologi Virginia Tech.
Meski tak berbahaya bagi manusia, tetapi cicada berbahaya bagi anggrek, tanaman merambat dan pohon karena kebiasaan bertelur para cicada betina.
“Cicada dapat muncul dalam jumlah yang sangat banyak dan petani di area aktivitas yang diprediksi harus waspada,” kata Doug Pfeiffer, seorang profesor dan spesialis ekstensi di Departemen Entomologi Virginia Tech.
Cicada ini muncul setiap tahun atau secara berkala. Ini adalah misteri mengapa mereka secara berkala hanya muncul setiap 13 atau 17 tahun sekali, tetapi sebuah teori mengatakan bahwa kemunculannya secara berkala itu untuk menghindari sinkronisasi dengan siklus predator.