in ,

16 Tenaga Medis di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Positif Terinfeksi Virus Corona

Sebagian memilih isolasi mandiri, sebagian masih dirawat intensif dan lainnya di hotel untuk menjalani isolasi.

CakapCakapCakap People! Tenaga medis yang berada di garis depan dalam memerangi virus corona (COVID-19) adalah salah satu yang paling rentan terinfeksi virus tersebut. Saat dari mereka ada yang terinfeksi, tentu saja hal itu akan memengaruhi jumlah tenaga medis yang masih harus berjuang menangani pasien. Seperti halnya yang terjadi di Kota Makassar.

Sebanyak 16 tenaga medis yang bertugas menangani pasien Coronavirus Disease (COVID-19) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan, terpapar virus tersebut.

“Iya benar, dalam tiga hari sebelumnya staf kami, dokter, perawat dan nakes lainnya sudah terinfeksi konfimasi positif,” ungkap Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo, Dr dr Khalik Saleh saat dikonfirmasi, Kamis malam, 21 Mei 2020.

Seorang petugas dengan pakaian pelindung melakukan simulasi dalam menangani pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pertamina Plaju Palembang di Sumatra Selatan pada 12 Maret 2020. [Foto: ANTARA / Feny Selly]

Dijelaskannya bahwa dari jumlah tenaga medis yang terkonfirmasi positif itu, ada sebagian memilih isolasi mandiri, sebagian masih dirawat intensif dan lainnya di hotel untuk menjalani isolasi.

Khalik mengungkapkan, sejumlah tenaga medis ini terpapar virus corona saat menangani pasien positif di ruang isolasi. Kendati tetap menjalankan protokol kesehatan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, namun serangan virus ini masih saja tembus kepada mereka.

Sejauh ini, kata dia, RSUP Wahidin Sudirohusodo sebagai rumah sakit rujukan COVID-19, selain menyiapkan ruang isolasi di infeksi center, juga menyediakan ruangan paviliun khusus dengan ketersediaan 40 tempat tidur. Tempat ini lebih nyaman karena bisa melihat langsung suasana luar melalui jendela.

Dengan terpaparnya 16 tenaga medis ini, ungkap Khalik, tentu berpengaruh pada sistem rotasi tenaga medis dalam hal menangani pasien. Tidak hanya itu, APD yang digunakan tenaga medis kurang berkualitas sehingga tenaga medis mudah terpapar.

“Kami tentu masih membutuhkan APD, paling baik kalau itu berkualitas bagi tenaga medis kita yang bertugas. Saat ini penambahan tenaga medis masih diperlukan, mengingat jumlah pasien terus bertambah,” ungkap dia.

Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona (COVID-19) melintas di depan ruang isolasi sementara di Banda Aceh, Aceh, Rabu, 18 Maret 2020. [Foto: ANTARA / Irwansyah Putra / FOC]

Mengenai dengan kesiapan tenaga medis mengantisipasi lebaran Idul Fitri 1441 hijiriah, apakah akan menambah tenaga medis untuk ditugaskan, Khalik mengatakan bahwa masih membutuhkan tenaga medis.

“Masih ada tenaga lain yang sementara jaga di ruang perawatan. Mereka tidak langsung pulang ke rumah tapi dikasih menginap di hotel selama, dua minggu, sebagian juga di inapkan di Poltekkes Antang.

“Ada lima rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan dan iti dijaga betul. Tapi ini dampaknya, petugas kesehatan yang terinfeksi, bukan hanya di wahidin, tetapi di rumah sakit lainnya juga,” ujarnya, mengutip laporan Kantor Berita Antara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ini Dia Tips Memotong Rambut Sendiri saat Berada di Rumah!

Kalahkan 38 Ribu Pelamar, Dua Mahasiswa Malaysia Ini Berhasil Masuk ke Universitas Harvard