CakapCakap – Cakap People! Sejak pandemi virus corona (COVID-19) menguasai dunia lebih dari lima bulan terakhir, itu telah mengubah bagaimana cara kita bekerja, bersosialisasi, termasuk mengubah cara belajar para siswa sekolah menjadi e-learning atau online, terlebih ketika sejumlah negara melakukan pembatasan atau lockdown guna mencegah penyebaran virus.
Namun, rupanya tak semua siswa sekolah “cukup beruntung” untuk dapat membeli ponsel atau tablet agar bisa mengikuti kelas secara online. Ada di antara para siswa yang harus berjuang untuk mendapatkan ponsel pintar tersebut agar bisa bergabung dalam kelas online tersebut.
Pada Sabtu, 16 Mei 2020, seorang lelaki di Thailand dengan nama akun Jatupol Boriboon berbagi sebuah kejadian yang ia temui. Postingan Facebook itu kemudian menjadi viral.
Cerita itu dimulai seperti ini: Seorang nenek pergi ke toko ponsel bersama cucunya di mal. Ketika Jatupol — penjaga toko — melihat mereka melihat-lihat ponsel di toko, dia bergegas untuk melayani keduanya. Begitu sang nenek melihat Jatupol, dia bertanya kepadanya:
“Apakah ada ponsel yang harganya kurang dari 2.000 baht (sekitar Rp 926 ribu)?”
Untuk memahami kebutuhan mereka dengan lebih baik, Jatupol bertanya apakah ponsel itu akan digunkaan oleh sang nenek sendiri dan dia menjawab bahwa ponsel itu untuk cucunya yang membutuhkannya untuk kelas online-nya.
Karena nenek itu hanya memiliki sedikit uang, Jatupol memintanya untuk memilih ponsel yang sedang dipromosikan. Meskipun misalnya dia membeli ponsel itu, tetapi dia masih perlu berlangganan paket data bulanan.
Sayangnya, tidak diketahui apakah nenek itu berhasil membeli ponsel pada hari itu atau tidak, Jatupol hanya melanjutkan postingan itu dengan mengatakan:
“Pembelajaran online adalah inisiatif yang bagus, tetapi untuk anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, itu adalah sesuatu yang istimewa.
“Sebagian besar siswa sekolah dasar tidak memiliki ponsel dan sekarang mereka harus mengikuti kelas online yang akan membebani beberapa orang tua.”
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa benar bahwa kita dapat menggunakan TV untuk mendapatkan pelajaran online tetapi bagaimana jika rumah tangga sangat miskin sehingga mereka tidak mampu memiliki TV? E-learning adalah inisiatif yang baik tetapi akan lebih baik jika tidak membebani orang tua secara finansial.
Postingan Jatupol ini memicu perdebatan besar di Twitter Thailand.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Gadis Kecil dari Keluarga Miskin Ini Terpaksa Pecahkan Celengan untuk Beli Ponsel Pintar Agar Bisa Ikut Kelas Online - CakapCakap