CakapCakap – Cakap People! Pandemi virus corona (COVID-19) membuat kekhawatiran negara-negara di seluruh dunia bakal mengalami resesi ekonomi. Terlebih, virus yang telah menjangkiti jutaan orang di dunia dan merenggut ratusan ribu nyawa ini belum memiliki obat dan vaksin sampai saat ini.
Di Singapura misalnya. Pandemi COVID-19 ini telah membuat Otoritas Moneter Singapura (MAS) membenarkan bahwa negara itu bakal memasuki resesi tahun ini.
Singapura bahkan telah mengumumkan bahwa lockdown parsial telah diperpanjang hingga 1 Juni 2020.
Melansir World of Buzz, Rabu, 13 Mei 2020, akibat pandemi COVID-19 dan lockdown parsial tersebut telah memaksa sebanyak total 8.663 bisnis untuk tutup pada bulan April — di mana jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah penutupan pada bulan Maret.
Dari 8.663 tersebut, 403 di antaranya adalah restoran. Angka-angka ini mengkhawatirkan karena penutupannya tiga kali lipat dibandingkan ketika negara itu dilanda epidemi SARS dan dua kali lipat dari krisis keuangan tahun 2009.
Seorang ekonom bank swasta mengatakan bahwa ini hanyalah awal dari kebangkrutan Singapura.
“Jika tidak ada peningkatan signifikan dalam pandemi global dan tidak ada vaksin yang dapat mencegah, negara-negara tidak akan dapat membuka perbatasan, dan akan ada sangat sedikit perjalanan bisnis dan bepergian ke luar negeri. “
Lamanya resesi masih belum diketahui karena faktor-faktor seperti penularan virus corona dan waktu yang dibutuhkan negara-negara lain untuk pulih sepenuhnya tergantung dari pandemi ini.
Ekonom DBS Bank, Xie Guangwei, menunjukkan bahwa jumlah kegagalan dalam dua bulan ke depan dipastikan “sangat buruk” karena langkah-langkah atau kebijakan blokade.
Seperti diketahui sebelumnya, Singapura telah memperpanjang lockdown parsial selama 4 minggu atau hingga 1 Juni 2020. Kebijakan ini diterapkan usai terjadi lonjakan pesat dalam penambahan kasus COVID-19, demikian keterangan dari Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, pada Selasa, 21 April 2020 lalu.
Singapura kini telah melaporkan memiliki sebanyak 24.671 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dengan 21 orang meninggal dunia saat artikel ini diturunkan. Sejauh ini, Singapura masih menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.