in ,

Di Tengah Pandemi COVID-19, Hutan Hujan Amazon Seluas 1.202 Kilometer Hilang dari Muka Bumi Akibat Deforestasi

Deforestasi atau penggundulan di hutan hujan Amazon Brasil telah mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.

CakapCakapCakap People! Ketika populasi global sedang berjuang untuk menahan penyebaran COVID-19, deforestasi atau penggundulan di hutan hujan Amazon Brasil telah mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. 

Penggundulan hutan di Amazon, Brasil, mencapai titik tertinggi baru dalam empat bulan pertama tahun ini, menurut data yang dirilis pada hari Jumat, 8 Mei 2020, oleh National Space Research Institute (INPE) Brasil, yang menggunakan gambar satelit untuk melacak kehancuran hutan.

Foto: South China Morning Post

Menurut laporan dari AFP melalui South China Morning Post, Sabtu, 9 Mei 2020, statistik deforestasi dari Januari hingga April tahun ini menunjukkan bahwa hutan hujan Amazon seluas 1.202 kilometer persegi — seluas lebih dari 20 kali ukuran wilayah Manhattan — telah hilang dari muka bumi!

Deforestasi hutan hujan Amazon telah menjadi berita headline di seluruh dunia tahun lalu dan tampaknya ini akan jauh lebih buruk pada tahun 2020. Ini karena laju deforestasi menunjukkan peningkatan sebesar 55% dari waktu yang sama tahun lalu. Itu juga adalah angka tertinggi selama empat bulan pertama tahun ini sejak catatan bulanan dimulai pada Agustus 2015.

Angka-angka mengejutkan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang seberapa baik Brasil melindungi hutan hujan terbesar di dunia di bawah Presiden Jair Bolsonaro yang dikenal sebagai seorang skeptis perubahan iklim sayap kanan, yang mengadvokasi pembukaan lahan yang dilindungi untuk pertambangan dan pertanian.

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. [Foto: Reuters]

Penggundulan hutan berskala besar ini disebabkan oleh kebakaran hebat yang pernah terjadi di seluruh Amazon dan diperburuk oleh pembalakan liar, penambangan dan pertanian di lahan yang dilindungi. 

“Sayangnya, sepertinya tahun ini kita akan melihat lebih banyak pemecah rekor kebakaran dan deforestasi,” kata juru kampanye Greenpeace Romulo Batista dalam sebuah pernyataan.

Tahun 2019 lalu, di mana tahun pertama Bolsonaro menjabat, deforestasi melonjak 85 persen di Amazon Brasil, menjadi 10.123 km persegi hutan.

Kehilangan itu — hampir seukuran Lebanon — memicu alarm di seluruh dunia atas masa depan hutan hujan, yang dipandang penting untuk mengendalikan perubahan iklim.

Kerusakan itu dipicu oleh kebakaran hutan yang hebat yang mengamuk di seluruh Amazon dari Mei hingga Oktober 2019, di samping pembalakan liar, penambangan, dan pertanian di tanah yang dilindungi.

Tren sejauh ini pada tahun 2020 semakin mengkhawatirkan mengingat musim tinggi deforestasi yang biasa baru dimulai pada akhir Mei.

“Awal tahun bukanlah waktu di mana deforestasi biasanya terjadi, karena hujan, dan hujan deras,” kata Erika Berenguer, ahli ekologi di Universitas Oxford dan Lancaster.

“Di masa lalu, ketika kita melihat peningkatan deforestasi di awal tahun, itu merupakan indikator bahwa ketika musim deforestasi dimulai … Anda akan melihat peningkatan juga.”

Bolsonaro pekan ini memberi wewenang kepada tentara untuk dikerahkan ke Amazon guna memerangi kebakaran dan penggundulan hutan sejak 11 Mei.

Dia juga mengerahkan tentara tahun lalu, setelah menghadapi kritik pedas internasional karena meremehkan kebakaran hutan.

Petani Brasil, Helio Lombardo Do Santos dan seekor anjing berjalan melalui area yang terbakar di hutan hujan Amazon, dekat Porto Velho, negara bagian Rondonia, Brasil. [Foto: AFP]

Dua tragedi

Dengan perhatian, sumber daya dan korban akibat COVID-19, yang dikhawatirkan adalah bahwa pejabat, pencinta lingkungan, dan penduduk hanya memiliki kapasitas yang lebih sedikit untuk melindungi hutan.

Dengan adanya tragedi deforestasi hutan dan wabah COVID-19 di negara itu, Walikota ibu kota negara bagian itu, Manaus, Arthur Virgilio, pekan ini menyampikan permohonan bantuan dari para pemimpin dunia.

“Kami membutuhkan tenaga medis, ventilator, peralatan pelindung, apapun yang bisa menyelamatkan nyawa mereka yang melindungi hutan,” katanya.

Tidak jelas apakah pandemi ini akan berdampak pada penggundulan hutan, tetapi fakta bahwa mereka telah melihat lonjakan ini terjadi bersamaan di Brasil yang menjadi keprihatinan.

“Ada jaringan faktor-faktor yang terhubung [mendorong deforestasi], dan dalam konteks virus corona, banyak hal yang bahkan lebih mengkhawatirkan,” kata juru bicara Greenpeace Brasil, Carolina Marcal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dita Karang ‘Secret Number’ dan 3 Idol K-Pop Ini Ternyata Asli Indonesia, Ada Idolamu?

Mengulik Manfaat Kesehatan dari Timun Suri, Bisa Cegah Kanker?