in ,

WHO Peringatkan Risiko Pencabutan Pemberlakuan Lockdown yang Terburu-buru

“Jika langkah-langkah lockdown diangkat terlalu cepat, virus dapat lepas landas,” kata Kerkhove dalam briefing.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 6 Mei 2020, memperingatkan negara-negara yang melonggarkan lockdown akibat penyebaran virus corona dengan terburu-buru. Mereka harus mengambil langkah yang sangat hati-hati dengan mempertimbangkan risiko peningkatan kasus baru yang bisa bergerak cepat.

Melansir Reuters, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa negara-negara perlu memastikan memiliki langkah-langkah yang memadai untuk mengendalikan penyebaran penyakit pernapasan COVID-19. Sistem pelacakan dan penyediaan karantina harus tersedia dengan baik.

Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menggelar konferensi pers mengenai situasi COVID-19 di markas WHO di Jenewa pada 24 Februari 2020. [Foto: AFP/Fabrice Coffrini]

“Risiko kembali ke lockdown tetap sangat nyata jika negara-negara tidak mengelola transisi dengan sangat hati-hati dan dalam pendekatan bertahap,” kata Ghebreyesus pada saat briefing virtual di Jenewa.

Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, mendukung kekhawatiran Ghebreyesus tentang penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 3,71 juta orang secara global dan membunuh lebih dari 258 ribu orang. 

“Jika langkah-langkah lockdown diangkat terlalu cepat, virus dapat lepas landas,” kata Kerkhove dalam briefing.

Lockdown atau karantina wilayah yang diberlakukan pemerintah semakin tidak populer karena negara-negara mengalami peningkatan pengangguran dan kegiatan ekonomi terhenti.

Ekonomi zona euro akan berkontraksi dengan rekor 7,7% tahun ini karena pandemi COVID-19, sementara pengusaha swasta di AS memberhentikan 20,2 juta pekerja bulan lalu karena penutupan bisnis.

Beberapa negara, seperti Jerman, Spanyol, dan Italia telah mulai melonggarkan pembatasan atau lockdown, sementara Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengatakan fokusnya pada pembukaan kembali negara tersebut.

Otoritas sepakbola juga telah mulai mempertimbangkan bagaimana mereka bisa menyelamatkan kompetisi yang terputus, dengan Bundesliga Jerman mendapatkan izin untuk memulai kembali pertandingan akhir bulan ini.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Pejabat WHO, Mike Ryan, mengatakan bahwa menyerahkan keputusan masing-masing negara untuk memutuskan bagaimana dan kapan waktu yang tepat menormalkan kembali keadaan. WHO akan mencoba menawarkan saran manajemen risiko jika diperlukan.

Tedros, yang mendapat kecaman terutama dari pemerintahan Trump soal penanganan wabah COVID-19, mengatakan bahwa ia akan melakukan assessment terhadap langkah WHO ketika pandemi itu surut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rumah Horor di Film ‘The Conjuring’ Bakal Disiarkan Secara Langsung Selama Seminggu Penuh! Catat Tanggalnya!

IATA Dukung Penumpang dan Kru Pakai Masker di Pesawat Cegah Virus Corona