CakapCakap – Sudah berbulan-bulan dunia dilanda oleh Covid-19, membuat perubahan drastis di segala lini kehidupan. Sembari para pakar mencari formula terbaik untuk pencegahan, ternyata fakta lain mencuat di media, yang menyebutkan bahwa jumlah pasien yang terinfeksi sejauh ini didominiasi oleh kaum pria. Media Frontiers in Public Health melaporkan sebuah penelitian, bahwa sebenarnya pria dan wanita memiliki kemungkinan yang sama terserang virus Covid-19. Tetapi dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa pria memiliki potensi menderita lebih parah daripada wanita. Mengapa demikian?
Beberapa fakta dunia mendukung hasil penelitian tersebut. Pertama, 70% penderita Covid-19 yang meninggal dunia adalah kaum pria. Pola yag sama juga ternyata terjadi ketika adanya wabah virus sindrom pernapasan akut (SARS) tahun 2003. Di Eropa sendiri, WHO menyebutkan bahwa 63% kematian pasien Covid-19 adalah pria.
Sementara Higher Health Institute of Rome juga merilis, dari seluruh pasien Covid-19 yang dirawat di Italia, kematiannya sebesar 14%, dengan 8% lebih dominan di pasien pria. Di New York, pria sekarat karena Covid-19 jumlahnnya 2x lipat daripada wanita.
Dr. Stephen Berger, ahli penyakit menular dan co-founder Global Infectious Diseases dan Epidemiology Network (GIDEON) menyebutkan bahwa angka yang sangat tinggi di pasien pria ini adalah mencangkup fakta bawa penyakit jantung lebih umum terjadi pada pria, dan ini ada korelasinya dengan sistem tubuh yang terserang Covid-19. Studi tentang tekanan darah tinggi dan penyakit hati yang banyak terjadi di pria, juga menjadi salah satu pertimbangan.
Berger juga menyebutkan bahwa wanita memiliki kromosom X yang lebih besar dan dominan, sehingga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada pria. Apalagi ada banyak aktivitas pria yang yang membuat kekebalan tubuh dan kondisi organ tubuhnya melemah, misalnya kerusakan paru-paru akibat merokok, hingga kebiasaan lainnya.