CakapCakap – Cakap People! Spekulasi meningkat pada hari Sabtu, 25 April 2020, atas kesehatan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena dia belum terlihat lagi di depan umum sejak 11 April 2020 ketika dia memimpin pertemuan Partai Pekerja Korea Utara.
Melansir Business Insider, ketidakmunculannya di publik selama itu, telah memicu laporan dari sejumlah outlet media yang mengutip sumber-sumber di China dan Jepang bahwa Kim, yang diyakini berusia 36 tahun, berada dalam kondisi serius setelah menjalani operasi kardiovaskular, atau bahkan mungkin telah meninggal dunia.
Keakuratan laporan itu belum jelas. Pemerintah Korea Selatan, yang memantau Korea Utara dengan cermat, menepis rumor tersebut pada Selasa, 21 April dan mengatakan bahwa Kim tampaknya masih menjalankan tugas negara.
“Tidak ada perkembangan yang tidak biasa yang terdeteksi di dalam Korea Utara,” kata juru bicara kepresidenan Korea Selatan, Kang Min Seok.
Pejabat China juga mementahkan rumor bahwa Kim sakit kritis. Intelijen AS dilaporkan memantau situasi, tetapi Presiden Donald Trump mengatakan awal pekan ini bahwa AS tidak memiliki informasi yang bisa dipercaya mengenai kesehatan Kim.
Spekulasi mengenai kesehatannya juga telah menimbulkan pertanyaan mengenai siapa yang mungkin mengambil alih sebagai pemimpin Korea Utara jika Kim meninggal, sebuah peristiwa yang membawa implikasi besar bagi rezim yang tidak terduga yang melampaui Uni Soviet dan menimbun antara 10 hingga 60 senjata nuklir.
Kim memiliki silsilah keluarga yang rumit, dan ketiga anaknya yang dikabarkan terlalu muda untuk memimpin. Tetapi saudara perempuannya, Kim Yo Jong, dianggap sebagai sosok yang kuat yang bisa memerintah negara itu untuk sementara waktu.
Bagaimana rumor dimulai, dan bagaimana rumor berkembang sejak itu
Rumor tentang kesehatan Kim pertama kali dimulai pada 15 April 2020, ketika dia tidak muncul pada perayaan memperingati kelahiran Kim Il Sung, kakeknya dan pendiri Korea Utara. Ulang tahun sang kakek adalah hari libur paling penting di negara itu.
Kemudian, desas-desus meningkat ketika sebuah outlet berita Korea Selatan menerbitkan sebuah cerita yang melaporkan bahwa pemimpin Korea Utara telah menjalani operasi jantung dan sedang dalam pemulihan di sebuah villa di luar Pyongyang, ibu kota negara itu. Laporan tersebut mengandalkan satu sumber tanpa nama di Korea Utara.
Reuters melaporkan pada hari Jumat, 24 April 2020, bahwa China mengirim tim ahli medis untuk melakukan perjalanan ke Korea Utara dan memberi nasihat tentang kesehatan Kim, mengutip tiga sumber. Tetapi outlet berita itu dengan singkat mencatat bahwa itu tidak dapat menentukan apa arti perkembangan tentang kesehatan pemimpin Korea Utara, dan pemerintah China tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Yang semakin menambah misteri adalah gambar-gambar satelit yang dirilis pada hari Sabtu, 26 April 2020, oleh situs pemantau aktivitas Korea Utara yang berbasis di Washington, 38 North. Gambar-gambar itu menunjukkan keberadan kereta yang diduga adalah milik pribadi Kim Jong-un di sebuah kota peristirahatan di Korea Utara.
Kelompok pemantau 38 North melaporkan keberadaan kereta yang diduga milik Kim Jong-un tampak terparkir di sebuah resor pantai Wonsan di Korea Utara di mana pemimpin Korut itu dilaporkan memulihkan diri setelah menjalani “prosedur kardiovaskular”.
Laporan 38 North yang merujuk pada citra satelit itu menunjukkan bahwa kereta tersebut sudah berada di stasiun kereta api di Wonsan, Korea Utara, pada tanggal 21 dan 23 April 2020. Meskipun begitu, hal ini tidak memberikan banyak petunjuk tentang kondisi kesehatan Kim Jong-un dan tidak jelas apakah Kim sendiri ada di kereta tersebut.
“Kehadiran kereta itu tidak membuktikan keberadaan pemimpin Korea Utara atau menunjukkan apapun tentang kesehatannya tetapi itu memberikan bobot pada laporan bahwa Kim tinggal di daerah elit di pantai timur negara itu,” ungkap 38 North.
Seperti kebanyakan berita tentang kerajaan pertapa, laporan itu hampir tidak mungkin diverifikasi. Pemerintah negara itu mengontrol dengan ketat aparatus medianya, dan telah menolak untuk merilis bahkan informasi paling dasar tentang keluarga Kim — termasuk usia Kim Jong-un, keberadaan anak-anaknya, dan ketika ia menikahi istrinya.
Kim Jong-un berisiko mengalami obesitas dan masalah kesehatan jantung, kata para ahli
Outlet media di Korea Utara, termasuk Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah, sejauh ini masih diam tentang absennya Kim dari acara-acara publik.
Pengamat Korea Utara mengatakan bahwa salah satu faktor risiko terbesar Kim adalah kesehatannya yang buruk, terutama risiko dari masalah jantung karena berat badannya, kata Anna Fifield dari The Washington Post.
In my book "The Great Successor," I wrote that Kim Jong Un's biggest risk factor was his obvious poor health — and in particular the risk of cardiac problems.
Kim Jong Un is five feet, seven inches tall, and weighs about three hundred pounds = BMI of 45, or "extremely obese" pic.twitter.com/04EsZfuues
— Anna Fifield (@annafifield) April 21, 2020
“Pemimpin muda itu seperti menunggu serangan jantung untuk terjadi dan jelas memiliki masalah kesehatan,” tulis Fifield dalam bukunya, “Penerus Hebat.”
Fifield juga mencatat bahwa pemimpin Korea Utara adalah perokok berat, dan dokter Korea Selatan yang dia wawancarai mengatakan bahwa Kim dalam kondisi fisik yang lemah untuk orang dewasa yang relatif muda.
Para pemimpin Korea Utara sebelumnya menghilang dan muncul kembali hanya di acara-acara publik beberapa minggu kemudian
Kembali pada tahun 2014, Kim Jong-un pernah menghilang selama hampir lima minggu, memicu desas-desus bahwa ia menderita asam urat, mabuk berat, atau telah digulingkan dalam kudeta.
TV pemerintah Korea Utara kemudian menunjukkan Kim sedang berjalan dengan tongkat, dan mengumumkan bahwa pemimpinnya “tidak enak badan.” Intelijen Korea Selatan mengatakan pada saat itu Kim menjalani operasi pergelangan kaki.
Hal yang sama terjadi pada penguasa negara sebelumnya, Kim Jong Il. Pada tahun 2008, ia secara terbuka absen selama beberapa bulan, memicu desas-desus tentang keberadaan dan kondisi medisnya. Seorang dokter Prancis kemudian mengkonfirmasi bahwa Kim Jong Il menderita stroke, The New York Times melaporkan.
Informasi seputar peristiwa penting di negara itu bisa memakan waktu beberapa hari atau minggu untuk sampai ke dunia luar. Ketika Kim Jong Il meninggal pada 2011, butuh waktu bagi badan intelijen untuk mengonfirmasi itu — tetapi hanya ketika berita itu diumumkan di televisi pemerintah dua hari kemudian.
Ayah dan kakek Kim meninggal karena gagal jantung. Mereka berbagi kesamaan: Koran-koran secara prematur telah ‘mengabarkan kematian’ mereka beberapa kali selama bertahun-tahun selama pemerintahan mereka sebelum mereka benar-benar meninggal, menurut The Washington Post.
Ini menggarisbawahi tantangan membedakan fakta dari fiksi tentang informasi yang mengalir keluar dari negara paling rahasia di dunia tersebut.
“Tidak seorang pun dari kita akan tahu sampai Korea Utara memberi tahu kita, atau dia berjalan kembali ke pandangan,” tulis Fifield di The Washington Post pada hari Minggu, 19 April 2020.
Kemudian pada hari Minggu, 26 April 2020, Kim Jong-un dilaporkan meninggal dunia oleh stasiun televisi Hong Kong, namun sampai saat ini laporan itu belum dapat dikonfirmasi.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Kereta Khusus yang Diduga Milik Kim Jong-un Terlihat di Kota Peristirahatan Korea Utara - CakapCakap