CakapCakap – Cakap People! Di tengah imbauan dan aturan untuk tinggal di rumah dan menerapkan social distancing di area publik guna mencegah penularan dan penyebaran virus corona (COVID-19) semakin luas, sekelompok demonstran justru berkumpul di Vancouver dan menganggap virus corona sebagai hoaks atau berita palsu.
Dalam foto dan video yang jadi viral di media sosial, terlihat sekitar 15 orang berdemo di luar Balai Kota dan memegang papan tanda spanduk yang berisi pesan dalam upaya untuk menyampaikan aspirasi itu kepada pihak berwenang dan lainnya.
Aksi demo mereka yang menentang social distancing dan menganggap COVID-19 sebagai hoaks, tak ayal membuat warganet berulangkali telah mematahkan aksi mereka tersebut yang dinilai tidak bertanggung jawab.
Banyak yang mengecam para demonstran itu karena menentang instruksi resmi yang diterapkan dengan harapan mencegah penyebaran COVID-19 lebih lanjut di negara itu.
Namun, kelompok demonstran itu tampaknya juga telah mencoba menarik semacam dukungan di sepanjang jalan.
Contohnya, Dan Dicks, yang mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai jurnalis investigasi, memposting sebuah tweet dan memberikan hashtag #EndTheLockdown melalui Twitter. Pada tweet lain, ia menggambarkan protes itu sebagai “pawai besar-besaran terhadap tirani”.
Sementara itu, Adrian Dix, Menteri Kesehatan British Columbia, mengabaikan klaim para demonstran dan mengatakan kepada media bahwa ada banyak pekerjaan penting yang harus dilakukan daripada hanya sekedar memberi mereka perhatian.
Seperti dilaporkan South China Morning Post pada hari Kamis, 16 April 2020, Dix mengatakan:
“Orang-orang pada dasarnya berusaha untuk mempromosikan diri mereka sendiri [dan] itu merupakan pandangan marjinal. Fokus pada apa yang perlu kita lakukan bersama dan jangan biarkan orang yang berusaha mempromosikan diri mereka sendiri dengan menggunakan penderitaan orang lain, untuk mengalihkan perhatian kita.”
Bonnie Henry, petugas kesehatan provinsi telah merekomendasikan agar warga disiplin dan patuh untuk menerapkan social distancing dan physical distancing di tempat-tempat umum.
Warga di Vancouver yang dengan sengaja melanggar perintah bisa menghadapi denda hingga 750 dolar AS, sementara perusahaan yang gagal menerapkan social distancing dapat dihukum sebesar 37.500 dolar AS. Namun, denda ini hanya berlaku untuk bar dan restoran, bukan di jalan-jalan kota.