CakapCakap – Cakap People! Pandemi virus corona (COVID-19) adalah krisis global terburuk sejak Perang Dunia II. Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. Ia menyatakan kekhawatirannya bahwa hal itu dapat memicu konflik di seluruh dunia.
Guterres mengatakan bahwa skala krisis itu disebabkan oleh “penyakit yang mewakili ancaman bagi semua orang di dunia dan dampak ekonomi yang akan membawa resesi yang mungkin tidak ada tandingannya di masa lalu.”
“Kombinasi dari dua fakta dan risikonya yang berkontribusi pada ketidakstabilan yang meningkat, kerusuhan yang meningkat, dan konflik yang meningkat, membuat kami percaya bahwa ini memang krisis paling menantang yang kita hadapi sejak Perang Dunia II,” kata Guterres pada Selasa, 31 Maret 2020, kepada wartawan, Agence France Presse (AFP) melaporkan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di New York didirikan pada akhir perang tahun 1945 dan memiliki 193 negara anggota.
Dia menyerukan respons yang lebih kuat dan efektif terhadap dampak pandemi. Hal itu hanya dapat dilakukan jika semua orang bersatu dan melupakan permainan politik. “Memahami bahwa manusialah yang dipertaruhkan,” tambah Guterres.
Lebih dari 119.000 orang telah meninggal akibat virus corona sejauh ini dan telah menyebar ke seluruh dunia, dan menyebabkan kehancuran ekonomi.
“Kami jauh dari memiliki paket global untuk membantu negara berkembang menciptakan kondisi baik untuk menekan penyakit dan untuk mengatasi konsekuensi dramatis,” Guterres memperingatkan, menunjuk pada pengangguran, runtuhnya perusahaan kecil dan orang-orang rentan dalam ekonomi informal .
“Kita perlahan bergerak ke arah yang benar, tetapi kita perlu mempercepat, dan melakukan lebih banyak lagi jika kita ingin mengalahkan virus.”
PBB pada hari Selasa, 31 Maret 2020, menciptakan dana baru untuk membantu negara-negara berkembang setelah pekan lalu meminta sumbangan untuk negara-negara miskin dan yang dilanda konflik.
Di luar bantuan tradisional dari negara-negara kaya “kita perlu memiliki instrumen keuangan yang inovatif,” sehingga negara-negara berkembang dapat menanggapi krisis, kata Guterres.
Dia memperingatkan bahwa wabah virus corona dapat kembali dari negara-negara miskin, terutama di Afrika, untuk menghantam negara-negara kaya lagi, dan jutaan orang bisa mati.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pandemi COVID-19 berpotensi menyebabkan 25 juta orang kehilangan pekerjaan. Sementara Amerika Serikat (AS) yang saat ini menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia, dapat kehilangan pendapatan antara 860 miliar hingga 3,4 triliun AS.
Wabah COVID-19 telah menjangkiti sekitar 210 negara dan wilayah. Saat ini terdapat lebih dari 1,9 juta kasus virus corona baru di seluruh dunia.