in ,

Gunung Anak Krakatau Erupsi Semi Terus Menerus Sejak Lahir Pada 1927

Pulau di sekitaran Anak Krakatau ini telah menjadi kawasan terlarang untuk di tinggali tetapi menjadi kawasan populer bagi peneliti dan ahli vulkanologi.

CakapCakapCakap People! Gunung Anak Krakatau di Lampung kembali erupsi pada 10 April 2020 pukul 21.58 WIB. Peristiwa ini menjadi perhatian masyarakat lantaran suara letusannya yang terdengar hingga Bogor dan Jakarta.

Adapun, kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah selatan. Ketinggian kolom abu yang teramati sampai 200 meter. 

Lalu, apa yang perlu diketahui tentang erupsi Gunung Anak Krakatau ini?

Erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat, 10 April 2020. [Foto: dok. PVMBG]

Gunung Anak Krakatau muncul sekitar 1927-1928 di Kaldera Krakatau, sebuah pulau vulkanik yang muncul sejak meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Dengan aliran lava berikutnya, gunung ini tumbuh dan kini berada di ketinggian sekitar 300 meter (1.000 kaki) di atas permukaan laut.

Sejak kelahirannya, Anak Krakatau telah berada dalam aktivitas erupsi semi-terus menerus, tumbuh lebih besar karena mengalami letusan setiap dua hingga tiga tahun sekali, kata profesor vulkanologi Ray Cas dari Monash University Australia.

“Sebagian besar, letusan relatif kecil pada skala letusan eksplosif, dan juga menghasilkan aliran lava,” tambah profesor Ray Cas.

Pulau di sekitaran Anak Krakatau ini telah menjadi kawasan terlarang untuk di tinggali tetapi menjadi kawasan populer bagi peneliti dan ahli vulkanologi.

Ketika Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883, ia menembakkan hujan abu hingga lebih dari 20 kilometer ke udara, dalam serangkaian ledakan yang terdengar hingga 4.500 kilometer mencapai Australia.

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap dari kalderanya di Selat Sunda, 20 April 2015. Gunung ini setiap bulannya mengalami peninggian kurang lebih 20 inci, saat foto ini diambil pada 2015, pertumbuhannya sudah mencapai ketinggian kurang lebih sekitar 230 meter di atas permukaan laut. [Foto: Tempo/Dian Triyuli Handoko]

Selain itu, secara geografis, Indonesia berada di persimpangan tiga lempeng benua yang berdesakan, di bawah tekanan besar.

Hal itu membuatnya sangat rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Saat ini Indonesia memiliki hampir 130 gunung aktif yang membentuk sebagian besar dari ‘Cincin api’ pasifik.

Busur aktivitas seismik yang kuat yang membentang dari Jepang yang rawan gempa melalui Asia Tenggara dan melintasi lembah Pasifik.

Sumber Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Erupsi, Inilah Sejarah Terbentuknya Gunung Anak Krakatau di Lampung

Update COVID-19 di Sulsel [11 April]: Total Kasus Capai 178, Gubernur Siap Intervensi