in ,

COVID-19: Begini Cara Cerdas Pemilik Toko di Australia Cegah Panic Buying

Selain masker dan hand sanitizer, tisu toilet juga kini menjadi barang paling “berharga”.

CakapCakapCakap People! Kasus penyebaran virus corona (COVID-19) terus meningkat dan telah mencapai ke 199 negara di seluruh dunia. Penularannya yang sangat cepat dan masif telah menginfeksi ratusan ribu orang dan puluhan ribu lainnya meninggal dunia sejauh ini. 

Kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing negara mulai dari lockdown atau pun karantina wilayah untuk mencegah COVID-19 semakin meluas, membuat masyarakat melakukan panic buying sebagai langkah antisipasi, yaitu dengan belanja berlebihan.

Redfern Convenience Store, di Sydney, Australia, milik Hazem Sedda.

Selain masker dan hand sanitizer, tisu toilet menjadi salah satu barang berharga yang paling banyak diburu oleh banyak orang di luar negeri yang melakukan panic buying akibat COVID-19,  salah satunya adalah di Australia. 

Melihat fenomena panic buying di tengah pandemi ini, seorang pemilik toko serba ada di Sydney, Australia, punya cara cerdas nan jenius untuk mencegah orang memborong tisu toilet hingga yang lain tak kebagian.

Adalah pemilik toko ‘Redfern Convenience Store’ yang diketahui bernama Hazem Sedda. Ia hanya mematok harga tisu toilet sebesar 3,5 dolar Australia (sekitar Rp 33 ribu) untuk tiap pack gulungan tisu toilet.

Namun, jika mereka membeli dua pack gulungan tisu toilet, harganya akan mengalami kenaikan fantastis, yaitu sebesar 99 dolar Australia (sekitar Rp 961 ribu).

Inilah daftar harga yang diterakan pada tisu toilet di Redfern Convenience Store, Sydney, Australia. [Foto: Instagram Redfern Convenience Store]

Sedda juga mencantumkan sebuah pesan menohok pada kertas yang memuat daftar harga tisu toilet tersebut.

“Jangan serakah. Pikirkan juga orang lain,” tulis Sedda di bawah daftar harga.

Kepada The Daily Mail Australia, Sedda mengatakan bahwa dia awalnya hanya meletakkan kertas berisi pesan supaya orang-orang tidak mengambil lebih dari satu tisu toilet tanpa menaikkan harga, tetapi orang-orang tetap saja mengabaikan.

Sampai akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan cara tersebut agar orang-orang tidak melakukan panic buying.

“Mereka mengambil dua atau tiga pack tisu, mengatakan bahwa itu untuk ibu dan adiknya. Sungguh menyebalkan mereka mengabaikan pesanku. Ketika aku menaikkan harganya jika membeli dua pack, barulah semuanya mengambil satu pack tiap membeli,” kata Sedda.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tidur di Mobil dengan Mesin dan AC Nyala Bisa Berujung Kematian

Ini Bahayanya Jika Cas Power Bank Lewat Colokan USB dalam Bus