in ,

COVID-19: Pulang Kampung Lebih Awal Ke Makassar, Pemudik Bakal Dikarantina 14 Hari di RS Sayang Rakyat

Pemkot Makassar bakal memperketat kepada pendatang hingga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang kampung lebih awal ke Makassar.

CakapCakapCakap People! Sejak Makassar menjadi wilayah darurat COVID-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mulai melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas, terlebih ketika musim mudik alias pulang kampung jelang Ramadhan dan Idul Fitri yang tak lama lagi segera dimulai.

Pemkot Makassar bakal memperketat kepada pendatang hingga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang kampung lebih awal ke Makassar. Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona di wilayahnya.

Petugas bersiap menyemprotkan disinfektan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 22 Maret 2020. [Foto: ANTARA / Aprillio Akbar]

“Saya sudah berkoordinasi dengan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah agar disiapkan tempat isolasi bagi pendatang. Termasuk TKI yang pulang ke Makassar, terlebih dahulu di isolasi di RS Sayang selama 14 hari dan hal tersebut sudah disetujui,” ujar Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb ketika memberikan keterangan pers, Kamis, 26 Maret 2020, mengutip Kompas.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfektan serta menyiapkan westafel beserta air dan sabun di tempat-tempat umum. Iqbal juga meminta petugas bandara dan pelabuhan di Makassar untuk memperketat pemeriksaan agar dapat mencegah penyebaran COVID-19 masuk ke kota ini.

Pemkot Makassar tracing COVID-19

Saat ini, kata dia, pihaknya sedang melakukan tracing setiap kelurahan hingga kecamatan untuk mengidentifikasi penyebaran virus COVID-19.

Dari tracing terhadap penderita virus COVID-19 yang dirawat di rumah sakit ditemukan terdapat empat kluster atau kelompok penyebaran virus tersebut.

“Hasil tracing penderita covid-19 penyebarannya bersumber dari 4 kluster yakni jemaah pulang umrah, warga yang telah berkunjung dari Depok dan Jakarta, hingga peserta Ijtima Dunia 2020 Zona Asia yang batal diselenggarakan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan,” kata Iqbal.

Adanya dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dunia, kata Iqbal, tim gugus melakukan tracing dan telah menemukan adanya 7 travel umrah yang belakangan ini membawah puluhan jemaah asal Makassar.

“Dari kluster umrah sudah 7 travel dilacak. 4 sudah ditemukan dan terdata telah membawa puluhan jemaah asal Makassar. Dari data 2 pasien PDP yang meninggal usai perjalanan umrah, ada 68 warga Makassar yang berangkat di travel tersebut. Sedangkan 3 travel lainnya, kita sedang melakukan pelacakan dan pencarian,” tandasnya.

SARS-CoV-2 (digambarkan dalam warna kuning) terdiri dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil daripada sel-sel yang menyusun jaringan manusia atau hewan (digambarkan di sini dengan warna biru dan ungu)

Hingga saat ini, lanjut Iqbal, tim gugus percepatan virus corona COVID-19 masih terus melakukan tracing per kelurahan hingga kecamatan.

Selain itu, penyebaran COVID-19 di Makassar sudah dipetakan, namun data penderita tidak ditampilkan dalam laman web resmi http://infocorona.makassar.go.id.

“Kita hanya tampilkan lokasi-lokasi penyebaran virus di Kota Makassar, tidak tampilkan data penderitanya, hanya jenis kelamin ODP, PDP, positif, hingga penderita yang meninggal saja. Itu update terus jika ada perkembangan terbaru,” ungkap Iqbal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

COVID-19: Amerika Serikat Terbanyak Kasus Virus Corona di Dunia Melampaui China

Krisis COVID-19, Presiden AS Donald Trump ‘Ngobrol’ dengan Presiden China Xi Jinping Lewat Telepon