CakapCakap – Cakap People! Kasus COVID-19 semakin meningkat sejauh ini. Virus mematikan ini telah menginfeksi ratusan ribu dan merenggut nyawa belasan ribu orang secara global sejauh ini. Tentu saja, tindakan kita juga akan sangat memengaruhi orang lain. Jangan egois ya di tengah pandemi COVID-19 yang telah menyebar ke 188 negara di seluruh benua, kecuali Antartika ini.
Jika kamu berpikir bahwa pandemi COVID-19 sedang tidak proporsional oleh otoritas yang berwenang di seluruh dunia, kamu mungkin akan mempertimbangkan untuk mengubah pendapat kamu setelah melihat statistik ini.
Menurut data World-O-Meter, COVID-19 telah menginfeksi sekitar 351.198 orang dan mencatat 15.361 kematian secara global hingga hari Senin, 23 Maret 2020, pukul 20.30 WIB. Tampaknya, angka-angka tersebut belum akan melambat dalam waktu dekat.
Laporan VOA News pada hari sabtu, 21 Maret 2020, menyebutkan bahwa hampir 1 miliar orang dari 35 negara di seluruh dunia lockdown dan tinggal di rumah mereka karena virus mematikan ini. Tingkat kematian tertinggi yang pernah dicatat oleh satu negara adalah diumumkan oleh Italia pada Sabtu lalu, 21 Maret 2020, dengan 793 kematian hanya dalam waktu 24 jam saja.
Banyak yang mulai bertanya-tanya apa yang bakal diterima oleh warga negara yang tidak kooperatif untuk mendengar tentang bahaya COVID-19 sebelum data statistik kematian yang mengkhawatirkan ini menjadi norma di masyarakat kita?
Young people are not invincible from #COVID19. The #coronavirus could put you in hospital for weeks, or even kill you. Even if you don’t get sick, the choices you make about where you go could be the difference between life and death for someone else. https://t.co/fOK1OkINbK pic.twitter.com/m6LSlMgqNf
— Tedros Adhanom Ghebreyesus (@DrTedros) March 20, 2020
“Saya ingin menyampaikan pesan ke anak-anak muda; kalian tidak kebal (virus, red). Virus ini bisa membuat kamu dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu, bahkan membuat kamu meninggal dunia,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus dalam pengarahan harian di Markas WHO, Jenewa, Swiss, Jumat, 20 Maret 2020.
Ghebreyesus menjelaskan berada dalam rumah tetap jadi pilihan paling bijak untuk seluruh warga dunia, termasuk kalangan muda, meskipun mereka tidak sakit.
“Walaupun kamu tidak sakit, pilihan yang kalian buat, keputusan untuk ke luar (rumah, red) atau tidak dapat membuat perbedaan bagi situasi hidup dan mati orang lain,” tegasnya.
Ghebreyesus juga menyampaikan apresiasinya bagi anak-anak muda yang berinisiatif menyebarkan pesan dan informasi COVID-19.
“Saya bersyukur banyak anak muda yang menyebarkan informasi (tentang COVID-19), bukan virus,” ucapnya.
Di Indonesia, kasus positif COVID-19 telah mencapai 579 orang, 49 orang meninggal dan 30 orang dinyatakan pulih hingga hari Senin, 23 Maret 2020.
Cakap People! Mari bersama untuk menerapkan social distancing yang telah disampaikan oleh pemerintah, menjaga kesehatan dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan kebersihan pribadi sebagai langkah untuk menghentikan penyebaran COVID-19 semakin meluas. Mari kita turut ambil bagian dari gerakan pencegahan ini.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:COVID-19: Mengapa India Mengunci 1,3 Miliar Warganya? Ini Kata Pakar Soal Lockdown di India - CakapCakap