in ,

WHO: Anak Muda Tidak Kebal Terhadap COVID-19

Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus menegaskan anak muda tidak kebal terhadap virus corona

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan anak-anak muda bahwa mereka tidak kebal dari virus corona atau COVID-19. WHO mengatakan, bahkan seringkali pasien muda tidak menunjukkan gejala penyakit saat terserang virus.

Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menggelar konferensi pers mengenai situasi COVID-19 di markas WHO di Jenewa pada 24 Februari 2020. [Foto: AFP/Fabrice Coffrini]

“Saya ingin menyampaikan pesan ke anak-anak muda; kalian tidak kebal (virus, red). Virus ini dapat membuat anda dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu, bahkan membuat anda meninggal dunia,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus dalam pengarahan harian di Markas WHO, Jenewa, Swiss, Jumat, 20 Maret 2020, sebagaimana dipantau di laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sabtu, 21 Maret 2020.

Ghebreyesus menjelaskan berada dalam rumah tetap jadi pilihan paling bijak untuk seluruh warga dunia, termasuk kalangan muda, meskipun mereka tidak sakit. 

“Walaupun anda tidak sakit, pilihan yang kalian buat, keputusan untuk ke luar (rumah, red) atau tidak dapat membuat perbedaan bagi situasi hidup dan mati orang lain,” tegasnya.

Ghebreyesus seraya menyampaikan apresiasinya bagi anak-anak muda yang berinisiatif menyebarkan pesan dan informasi COVID-19. 

“Saya bersyukur banyak anak muda yang menyebarkan informasi (tentang COVID-19), bukan virus,” ucapnya.

Menurut Ghebreyesus, penanggulangan COVID-19 tidak hanya membutuhkan solidaritas antarnegara, tetapi juga kerja sama antarkelompok umur. Sebab, COVID-19 dapat menyerang seluruh kelompok umur, meskipun tingkat kematian tertinggi masih ditemukan pada pasien berusia lebih dari 80 tahun, demikian analisis Worldometers, laman penyedia informasi statistik independen.

Menurut laman itu, tingkat kematian pasien berusia 80 tahun yang telah dikonfirmasi berada di angka 21,9 persen, sementara secara umum 14,8 persen. Untuk pasien berusia 70 hingga 79 tahun, tingkat kematiannya 8 persen; penderita Covid-19 berusia 60 hingga 69 tahun 3,6 persen; pasien berusia 50 hingga 59 tahun 1,3 persen; pasien 30 hingga 39 tahun 0,2 persen; pasien berusia 20 hingga 29 tahun 0,2 persen; pasien berusia 10 hingga 19 tahun 0,2 persen; pasien berusia 0 hingga 9 tahun nihil atau 0 persen.

Walaupun demikian, tingkat kematian itu merupakan angka probabilitas yang masih dapat berubah seiring dengan perkembangan jumlah penderita dan kasus kematian dari negara-negara terdampak COVID-19.

Worldometers, yang memperoleh data dari laman resmi negara-negara dan WHO, mencatat per hari Minggu, 22 Maret 2020, hingga pukul 08.00 WIB, jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 307.995 jiwa dan 13.050 di antaranya meninggal dunia, sementara 95.797 pasien lainnya dinyatakan pulih.

Antara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skenario Terburuk, COVID-19 Diprediksi Berlangsung Hingga 2021 di Inggris

COVID-19: Ratusan Masjid di Seluruh Inggris Telah Ditutup