in

Vaksin COVID-19 Pertama Bakal Diuji Coba pada Manusia Mulai April 2020

MRNA membentuk protein yang dapat menghasilkan “respon imun” terhadap virus.

CakapCakapCakap People! Para ilmuwan berlomba untuk membuat vaksin virus corona (COVID-19) yang telah menginfeksi seluruh benua kecuali Antartika dan merenggut puluhan ribu nyawa manusia di seluruh dunia. 

Salah satu yang turut bergerak untuk menciptakan vaksin adalah sebuah perusahaan biotek bernama Moderna Therapeutics. Mereka telah mengumumkan bahwa pengiriman vaksin COVID-19 batch pertama telah dilakukan. Perkembangan ini terjadi 42 hari setelah ilmuwan China merilis urutan genetik virus yang sekarang disebut sebagai SARs-CoV-2.

Foto: Elite Readers

Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh TIME pada hari Selasa, 25 Februari 2020, Moderna mengirimkan botol vaksin virus corona pertamanya ke divisi National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dari National Institutes of Health (NIH) di Bethesda, Maryland. Lembaga ini akan menyiapkan vaksin dan melakukan uji coba atau pengujian pada sukarelawan manusia pada bulan April 2020 mendatang.

Laporan itu juga mengatakan bahwa para ilmuwan NIH akan menguji dua virus secara bersamaan. Para ahli menambahkan bahwa mereka telah menguji coba obat anti-virus yang disebut “remdesivir” yang digunakan untuk pasien penyakit Ebola. Vaksin remdesivir itu telah disuntikkan kepada pasien SARs-CoV-2 (COVID-19). Percobaan ini adalah obat pertama yang diuji dalam mengobati penyakit COVID-19.

Foto: Elite Readers

Pasien pertama yang menjadi sukarelawan dalam penelitian inovatif ini adalah seorang warga Amerika yang dites positif terkena COVID-19 setelah naik kapal pesiar Diamond Princess. Selain itu, pasien lain yang diuji virus juga akan menjadi bagian dari penelitian.

Berdasarkan studi pendahuluan, vaksin remdesivir menunjukkan hasil yang signifikan ketika disuntikkan pada hewan yang terinfeksi dengan dua virus corona terkait: satu, sindrom pernafasan akut yang parah (SAR); dan dua, Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS). Para ilmuwan mengatakan sukarelawan manusia akan dipilih secara acak untuk disuntik baik dengan obat atau plasebo selama 10 hari. Akan ada serangkaian tes darah, usap hidung dan tenggorokan setiap dua hari pengujian obat, “untuk melacak jumlah virus” di tubuh sukarelawan.

Foto: Elite Readers

“Bahkan jika obat tersebut menunjukkan beberapa kemanjuran dalam menjaga tingkat SARs-CoV-2 dalam darah agar tidak bertambah, itu dapat membantu menahan penyebaran infeksi,” sebuah laporan menyatakan yang dilansir dari TIME.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa mereka dapat mengembangkan vaksin COVID-19 karena “metode genetik yang relatif baru” yang tidak memerlukan sampel virus dalam jumlah besar, dibandingkan dengan proses sebelumnya. Mereka malah meningkatkan vaksin itu dengan mRNA ini, bahan genetik yang bersumber dari DNA yang menghasilkan protein. 

Foto: Elite Readers

Moderna menjelaskan bahwa mereka memuat vaksin COVID-19 dengan mRNA dan mulai membuat protein untuk “mengenali sel-sel kekebalan lain” dan menandai virus “untuk dihancurkan”.

Presiden Moderna Therapeutics Dr. Stephen Hoge menjelaskan bahwa jenis protein ini digambarkan seperti molekul perangkat lunak dalam biologi. Vaksin, lanjutnya, disamakan dengan perangkat lunak yang akan segera diprogram dalam tubuh setelah disuntikkan. MRNA membentuk protein yang dapat menghasilkan “respon imun” terhadap virus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Manfaat Belimbing untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Berat Badan juga, loh!

COVID-19: Video dari Rumah Sakit Ini Menunjukkan Tim Medis Kewalahan Tangani Pasien yang Kritis di Italia