CakapCakap – Cakap People! Kasus positif COVID-19 di Indonesia semakin meningkat. Hari ini, Kamis, 19 Maret 2020, pemerintah kembali melaporkan jumlah kasus baru naik 82 orang, sehingga total menjadi 309 orang terinfeksi virus tersebut.
Angka tambahan harian ini lebih besar jika dibanding hari sebelumnya yakni 55 pasien baru. Juru bicara nasional penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan data dikumpulkan dari Rabu, 18 Maret 2020, pukul 12.00 WIB hingga Kamis, 19 Maret 2020, pukul 12.00 WIB.
Dari jumlah tersebut, Yurianto merinci, kasus paling besar terjadi di DKI Jakarta yakni 210 orang. Berikutnya adalah Banten (27), Jawa Barat (26), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (9), Yogyakarta (5), Kalimantan Timur (3), Sulawesi Tenggara (3), Kepulauan Riau (3), Sulawesi Selatan (2), Riau (2), Sumatera Utara (2), Kalimantan Barat (2), Sulawesi Utara (1), Lampung (1), dan Bali (1).
“DKI ada tambahan 52 pasien sehingga jadi 210 orang,” kata Yurianto di Gedung Badan nasional Penanggulangan Bencana, Kamis, 19 Maret 2020, melansir KataData Indonesia.
Total 25 pasien COVID-19 meninggal dunia dan 15 orang sembuh hingga Kamis, 19 Maret 2020
Dari total 309 pasein, ada 25 pasien yang dinyatakan meninggal dunia dan sembuh sebanyak 15 orang. Pasien yang meninggal terbanyak berada di Ibu Kota yakni 17 orang. Yurianto mengatakan rentang usia pasien meninggal berada di usia 45 hingga 65 tahun.
Pemerintah rencana pakai metode rapid test untuk uji COVID-19
Pemerintah sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan COVID-19 dengan metode rapid test di seluruh laboratorium yang ada di Indonesia untuk mempercepat upaya pendeteksian penyebaran virus corona.
“Selama pertemuan dengan Kementerian Kesehatan pagi ini, kami sepakat untuk mempelajari kemungkinan melakukan rapid test (tes cepat) di seluruh negeri karena itu dapat memberikan hasil yang lebih cepat,” kata Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, Rabu, 18 Maret, melansir The Jakarta Post.
Pihak berwenang merencanakan hal itu setelah negara-negara lain juga mengubah metode pengujian mereka dari tes COVID-19 reguler menjadi rapid test, katanya. Meski begitu, masih belum jelas kapan kit pengujian rapid test tersebut akan tersedia di negara ini.