in ,

COVID-19: Ilmuwan Muda Indonesia Desak Pemerintah Lakukan LOCKDOWN Jelang Ramadhan dan Idul Fitri

Bulan puasa Ramadhan diperkirakan akan dimulai pada 23 April, sementara Idul Fitri, yang menandai akhir bulan puasa, diperkirakan akan jatuh pada 23 Mei.

CakapCakapCakap People! Sekelompok ilmuwan dari Forum Ilmuwan Muda Indonesia mendesak pemerintah untuk memberlakukan lockdown di daerah-daerah yang dianggap zona panas wabah COVID-19, sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, musim libur yang akan berlangsung bulan April dan Mei.

Melansir The Jakarta Post, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, para ilmuwan meminta pertemuan resmi untuk berkontribusi dalam proses pembuatan kebijakan pemerintah sehubungan dengan krisis kesehatan masyarakat menjelang hari libur keagamaan besar.

Orang-orang yang mengenakan masker pelindung antri untuk diperiksa suhunya di luar gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis Singapura, pada hari Senin, 10 Februari 2020. [Fotografer: SeongJoon Cho / Bloomberg]

Bulan puasa Ramadhan diperkirakan akan dimulai pada 23 April, sementara Idul Fitri, yang menandai akhir bulan puasa, diperkirakan akan jatuh pada 23 Mei.

Para ilmuwan mencatat bahwa eksodus tahunan Idul Fitri, yang disebut sebagai mudik, di mana banyak masyarakat kembali ke kota asalnya di seluruh negeri ini, akan meningkatkan risiko epidemi nasional.

“Langkah-langkah untuk membatasi orang banyak dan pergerakan individu di daerah rentan harus dimaksimalkan jika jumlah kasus [COVID-19 yang dikonfirmasi] per hari menjadi [naik] dua kali lipat,” kata forum itu dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, 14 Maret 2020.

Forum ini juga merekomendasikan agar pemerintah menambah jumlah laboratorium yang ditunjuk sebagai fasilitas pengujian COVID-19 selain laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan dan mempercepat penelusuran kontak dekat.

Orang-orang di luar Stasiun Kereta Api Beijing pada hari Kamis, 30 Januari 2020. Sebagian besar infeksi virus corona telah terjadi di China. [Foto: Carlos Garcia Rawlins / Reuters]

Selain itu, forum juga menyerukan pembentukan segera komisi independen dari para sarjana dan praktisi dari berbagai sektor untuk mengevaluasi kinerja Kementerian Kesehatan dalam mendeteksi kasus COVID-19.

“Keputusan harus dibuat berdasarkan kesiapan kita untuk menghadapi skenario terburuk, untuk keselamatan Indonesia,” kata forum itu.

Moeldoko telah mengatakan sebelumnya bahwa pemerintah berencana untuk meminta bantuan universitas dan lembaga lain untuk mengatasi wabah COVID-19, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dinyatakan sebagai “pandemi”.

Dia melanjutkan bahwa pemerintah tidak akan lagi hanya bergantung pada Kementerian Kesehatan dan lembaga kesehatan untuk pembaruan, tetapi akan secara aktif melibatkan para ahli kesehatan dari sejumlah universitas dalam upaya pencegahan dan manajemen COVID-19.

Rak kosong: Seorang wanita yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati rak-rak kosong di sebuah supermarket, setelah pecahnya COVID-19, di Kuala Lumpur pada Senin, 16 Maret 2020. [Foto: Reuters / Lim Huey Teng]

Hingga Senin, 16 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan total 134 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk lima kematian.

Pemerintah mengumumkan pada Sabtu, 14 Maret bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah dinyatakan positif COVID-19, yang diidentifikasi sebagai Kasus 76.

Presiden Joko Widodo mengumumkan pada hari Minggu, 15 Maret bahwa pemerintah menyerukan masyarakat untuk mempraktikkan social distancing — menjaga jarak antara satu dengan yang lain — dan tinggal di rumah dalam upaya nasional untuk mengekang penyebaran virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Aktor Idris Elba Ungkapkan Dirinya Pasitif COVID-19 Tanpa Gejala

Jangan Dipaksa, Ini Tandanya Jika Kamu Tak Cocok dengan Skincare yang Digunakan!