CakapCakap – Cakap People! Seorang juru bicara pemerintah China mengatakan pada hari Kamis, 12 Maret 2020, bahwa Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) mungkin telah “membawa epidemi ke Wuhan,” telah memicu teori konspirasi virus corona.
Melansir Business Insider, Sabtu, 14 Maret 2020, Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengomentari apa yang telah disampaikan oleh Robert Redfield, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang mengakui bahwa beberapa orang Amerika yang disebutkan meninggal karena influenza mungkin sebenarnya meninggal karena virus corona COVID-19.
“Kapan pasien nol dimulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? ” Zhao menulis di Twitter. “Apa nama rumah sakit itu? Mungkin Angkatan Darat AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Jadilah transparan! Jadikan publik data Anda! AS berutang sebuah penjelasan pada kami!” tulis Zhao di Twitter.
2/2 CDC was caught on the spot. When did patient zero begin in US? How many people are infected? What are the names of the hospitals? It might be US army who brought the epidemic to Wuhan. Be transparent! Make public your data! US owe us an explanation! pic.twitter.com/vYNZRFPWo3
— Lijian Zhao 赵立坚 (@zlj517) March 12, 2020
Dalam sebuah tweet singkat di Twitter — platform media sosial yang tidak dapat diakses di China — itu, Zhao menuntut untuk diberikan penjelasan mengenai berapa banyak dari jutaan infeksi dan ribuan kematian selama musim flu terbaru (di AS) yang sebenarnya terkait dengan virus corona COVID-19.
Merespon hal itu, Departemen Luar Negeri AS memanggil Duta Besar China, Cui Tiankai, untuk menyampaikan protes terhadap komentar juru bicara China tersebut, Reuters melaporkan pada Jumat, 13 Maret 2020.
Virus corona pertama kali muncul di pusat kota Wuhan di China akhir tahun 2019 lalu, dan sejak itu, pandemi ini telah merenggut nyawa ribuan orang yang sebagian besar terjadi di China.
Ketika China menghadapi kritik, pihak berwenang China telah mundur, mengatakan bahwa virus itu mungkin berasal dari tempat lain.
Dr. Zhong Nanshan, seorang ahli epidemiologi terkemuka di China, mengatakan pada akhir Februari 2020 bahwa “meskipun COVID-19 pertama kali ditemukan di China, itu bukan berarti bahwa itu [virus] berasal dari China.”
Zhao menekankan hal yang sama dalam press briefing baru-baru ini.
“Belum ada kesimpulan tentang asal usul virus,” katanya kepada wartawan, ia menambahkan bahwa “apa yang kita alami sekarang adalah fenomena global dengan sumbernya masih belum ditentukan.”
Satu teori konspirasi virus corona populer yang telah muncul di China adalah bahwa atlet militer AS yang berpartisipasi dalam Pertandingan Dunia Militer di Wuhan, China, tahun lalu mungkin telah membawa virus itu ke China. Namun, tidak ada bukti untuk mendukung tuduhan ini.
Pemerintahan presiden AS Donald Trump telah dengan kuat menyalahkan China.
“Sayangnya, daripada menggunakan praktik terbaik, wabah ini di Wuhan ditutup-tutupi,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Robert O’Brien, kepada wartawan, Rabu, 11 Maret 2020.
O’Brien menambahkan: “Mungkin butuh dua bulan bagi masyarakat dunia untuk merespons.”
Menanggapai hal itu, Geng Shuang, juru bicara kementerian luar negeri China lainnya, mengatakan bahwa komentar Robert O’Brien yang “tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab” telah merendahkan upaya China untuk memerangi virus tersebut.