CakapCakap – Cakap People! Kita bisa menyaksikan persaingan di mana-mana. Ini biasa terjadi dalam bisnis, olahraga, dan berbagai organisasi. Tentu saja, sekolah tidak terkecuali. Nah, di situlah, kita belajar kompetitif alias bersaing sejak usia dini.
Walaupun persaingan membuat kita tampil lebih baik dalam tugas-tugas tertentu, tetapi kompetisi jarang mengajarkan kita untuk membantu orang lain.
Jadi, sungguh mengejutkan melihat contoh di mana anak-anak memilih untuk bersikap baik kepada orang lain alih-alih bekerja keras untuk menjadi yang terbaik. Salah satu dari anak-anak itu adalah siswa Winston Lee.
Baru-baru ini, Lee, seorang guru sejarah dari Kentucky, berbagi hasil ujian dari salah seorang siswanya dengan catatan mengharukan yang ditulis oleh siswa tersebut.
“Siswa-siswa kami, meskipun sering dihadapkan pada situasi yang sulit, tidak pernah berhenti membuat kagum. Mereka juga bisa bekerja keras, peduli, dan baik,” kata Lee kepada Boredpanda.
Siswa sekolah menengah atas itu, yang merupakan siswa A + langsung alias terkenal pandai, meminta gurunya untuk memberikan 5 poin nilai bonusnya kepada siswa di kelasnya yang mendapat nilai terendah pada ujian.
Siswa laki-laki yang pandai ini sebenarnya punya kesempatan untuk mendapatkan nilai 99 poin dalam ujian, tetapi ia memutuskan untuk memberikan nilai bonusnya kepada seseorang yang lebih membutuhkan daripada dirinya.
“Siswa itu luar biasa. Kami memiliki debat politik yang sangat besar di kelas tahun ini (kami tetap ramah), dan dia selalu punya beberapa masukan yang luar biasa dan cerdas, ”kata guru sejarah.
Lee menjelaskan bahwa para siswanya diajak untuk bermain game ulasan interaktif sehari sebelumnya. Mereka bermain game di aplikasi itu bersama-sama untuk mencetak poin dengan menjawab pertanyaan tentang konten ujian.
Siswa yang berhasil akan mendapatkan poin nilai tambahan. Nah, siswa yang pandai itu mampu menyelesaikannya dan mendapat 5 poin bonus untuk ujian seputar Perang Dunia II.
Lee mengaku kagum dengan sikap siswa itu yang tidak egois, yang tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.
“Sebagian besar siswa berprestasi biasanya akan [teguh] menyimpan poinnya sendiri!”
Menghargai siswa itu, Lee akhirnya mengabulkan permintaan tersebut untuk memberikan hadiah poin bonus itu dan kebaikan itu tentu saja membantu temannya yang mendapatkan nilai terendah untuk lulus ujian.
Seperti diketahui, teman siswa itu mendapat nilai 58, sedangkan nilai minimal untuk lulus ujian adalah 60. Dengan 5 poin tambahan, siswa itu akhirnya bisa lulus dengan nilai 63 .
Banyak orang yang memuji tindakan siswa yang pandai itu karena kemurahan hatinya. Tetapi ada juga yang lain berpendapat bahwa guru tersebut membuat pilihan yang tidak tepat untuk siswa, dengan alasan bahwa nilai ujian seharusnya mencerminkan pengetahuan siswa dan tidak boleh diberikan secara gratis. Nah, gimana menurut kamu, Cakap People?
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:COVID-19: Dari Sumatera Hingga Sulawesi, Sekolah-sekolah Ditutup dan Social Distancing Diterapkan - CakapCakap