CakapCakap – Cakap People! Bagaimana cara mendidik anak agar tidak menjadi pelaku bullying? Kasus bullying atau perundungan menjadi perhatian publik usai menimpa pelajar berinisial A, siswa laki-laki dari Binus School Serpong, Tangerang. Kasus tersebut viral setelah akun @BosPurwa membagikan informasinya di X, dulu Twitter pada Senin, 19 Februari 2024. Berdasarkan postingan tersebut, aksi itu dilakukan oleh sekelompok orang remaja yang menamakan diri sebagai Geng Tai atau GT.
Bullying bukanlah hal yang sepele atau wajar. Perilaku ini berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik anak. Pada umumnya penindasan terjadi pada sekelompok anak yang lebih lemah untuk memberikan rasa sakit fisik maupun emosional.
Dikutip dari buku berjudul “STOP PERUNDUNGAN” yang keluarkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bullying adalah tindakan yang dilakukan secara sengaja dan berulang sehingga menyebabkan orang lain terluka atau merasa tidak nyaman. Bullying bisa berbentuk verbal, fisik, dan terjadi di dunia maya.
Karena hal itu perbuatan tercela dan membahayakan, perundungan selaiknya dicegah dengan berbagai cara, termasuk mendidik anak untuk tidak melakukannya.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah sembilan cara mendidik anak agar tidak menjadi pelaku bullying:
1. Berikan kasih sayang
Psikolog dan Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi mengatakan, memberikan banyak kasih sayang pada anak dapat mencegah perilaku bullying. Anak yang dibesarkan dengan kasih sayang akan tumbuh sebagai individu yang utuh. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena akan menjadi modal berinteraksi baik dengan teman-teman atau sebayanya.
2. Pembentukan karakter
Psikolog keluarga Ketti Murtini mengatakan, pembentukan karakter anak sejak dini dapat mencegah perilaku perundungan. Pasalnya, konsep diri yang matang membuat anak memiliki ketangguhan saat menghadapi kesulitan. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak memberikan anak fasilitas dan bantuan yang berlebihan. Dengan upaya tersebut diharapkan anak tumbuh menjadi pribadi berkarakter mulia yang jauh dari perilaku bullying.
3. Bangun rasa percaya diri anak
Dikutip dari Siloamhospitals, bullying bisa terjadi karena rasa percaya diri yang rendah. Untuk itu, cobalah bangun rasa percaya diri anak dengan mendorongnya melakukan hal-hal yang positif dan disukai di sekolah. Misalnya, dukung anak untuk mengembangkan kemampuan musiknya dengan mengikuti klub musik di sekolahnya.
4. Ajari anak mengendalikan stres
Apabila tindakan bullying untuk melampiaskan stres, orang tua mesti mengajari anak cara mengendalikan stres. Cari ini dapat dilakukan lewat kegiatan positif, seperti berolahraga, menghabiskan waktu di alam, bermain dengan hewan.
5. Awasi penggunaan gawai pada anak
Jika anak menunjukkan tanda-tanda melakukan bullying, orang tua perlu mendisiplinkan anak dengan segera. Hal ini dapat dilakukan melalui cara-cara yang positif seperti menjelaskan kepada anak mengenai konsekuensi dari kesalahan yang dibuat.
7. Bekali anak dengan pemahaman bullying
Langkah selanjutnya untuk mencegah perundungan adalah memberi pengetahuan kepada anak tentang bullying. Dimulai dari bentuk perilaku bullying, jenis-jenisnya dan cara menghindarinya agar mereka tidak menjadi korban atau pelaku. Selain itu, ajari anak mengenai tindakan apa yang harus dilakukan jika melihat peristiwa bullying di sekitarnya.
8. Jangan tunda diskusi
Ketika anak sudah melakukan bullying di sekolah, langsung tegur dan diskusikan kesalahannya. Hal ini bisa memberikan kesadaran kepada anak, bahwa melakukan bullying adalah hal yang salah dan tidak terpuji. Biarkan anak tahu bahwa ia harus segera memperbaiki diri dan tidak melakukan tindakan bullying lagi terhadap teman sebaya
9. Ajarkan kemampuan baru
Jika anak melakukan bullying karena kurangnya percaya diri, bantu anak untuk bisa melihat nilai dan harga dirinya, agar mampu berbaur dengan percaya diri. Jika bullying dilakukan karena sering emosi, ajarkan cara mengatur amarahnya. Hal-hal ini bisa jadi cara mencegah anak pelaku bullying di masa yang akan datang.