Setiap tahun, jumlah kunjungan wisatawan di beberapa negara yang populer sebagai destinasi wisata terus meningkat. Sebut saja Jepang, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Malaysia, serta negara-negara di kawasan benua Eropa, Amerika, dan Australia. Dari sekian banyak wisatawan yang datang berkunjung, beberapa dari mereka pernah mengalami pengalaman kurang menyenangkan bahkan terkesan menyeramkan saat menghadapi scam atau penipuan yang terkadang tidak mereka sadari saat tengah mengalaminya. Tak mau mengalami kejadian serupa, kamu wajib tahu 9 bentuk modus penipuan atau scam biar kamu bisa lebih waspada dan mendapatkan pengalaman yang berkesan.
1. Menemukan Perhiasan yang Hilang
Modus penipuan semacam ini biasanya dilakukan oleh penipu dengan sengaja menaruh perhiasan di tengah trotoar yang sepi. Lalu misalnya kamu yang menemukannya maka penipu itu akan tiba-tiba muncul dan menyarankan untuk tidak perlu mencari apalagi mengembalikan pada pemiliknya. Lalu ia pun meminta agar membagi dua dari nilai item perhiasan itu. Biasanya penipu itu akan mengatakan bahwa ia tidak punya uang tunai lalu memintamu untuk memberikannya sejumlah uang untuk bagiannya lalu menyuruhmu untuk menjual sendiri perhiasan itu di toko. Pada saat itu kamu baru tahu bahwa itu adalah perhiasan palsu dan kamu telah mengeluarkan banyak uang untuk si penipu itu.
2. Ramalan
Di beberapa negara, menjadi peramal masih menjadi mata pencaharian yang dilakukan oleh warga lokalnya. Wisatawan adalah sasaran empuk mereka, dimana awalnya mereka akan mendekatimu dengan sangat ramah dan mengatakan hal-hal yang menurutmu memang sedang terjadi atau pernah terjadi di hidupmu lalu peramal itu mengatakan akan membantumu terlepas dari masalah-masalah hidupmu dan kamu seakan-akan terhipnotis dan dengan senang hati memberikan banyak uang atau barang-barang yang berharga seperti perhiasan.
3. Taksi Pribadi
Jika kamu berada di luar negeri, maka sangat disarankan untuk menggunakan transportasi publik seperti kereta api atau bus, dan hindari untuk naik taksi. Kalaupun memang hanya bisa dijangkau dengan taksi, pilihlah taksi dari perusahaan besar. Untuk itu sangat perlu bagimu mencari informasi tentang tempat yang akan dituju termasuk transportasinya. Biasanya taksi pribadi akan menipumu dalam jumlah uang yang cukup besar karena mereka biasanya akan mengantarmu dengan menggunakan rute yang jauh dan argo yang telah diatur sedemikian rupa sehingga pada akhirnya kamu harus membayar lebih mahal dan tiba di tempat tujuan lebih lama. Padahal mungkin saja jaraknya tidak terlalu jauh.
4. Tarif
Jika kamu memilih moda transportasi publik berupa bus kota, kamu juga perlu berhati-hati saat membayar bus jika membayarnya dalam mata uang dollar atau euro sebab bisa saja supir akan memberikanmu kembalian dalam mata uang lokal namun nilainya jauh lebih kecil. Untuk itu sangat disarankan membawa mata uang lokal dari negara yang sedang kamu kunjungi dan bayarlah bus dengan uang pas.
5. Penjual yang Tidak Jujur
Penjual semacam ini biasanya akan melakukan banyak hal sekaligus pada saat kamu membayar belanjaanmu dengan kartu kredit. Mereka akan berbicara di telepon, sambil tetap melakukan transaksi dengan pelanggan lainnya, menerima uang, dan mengulur waktu sehingga mungkin saja ia bisa menyalin informasi kartu kredit yang kamu punya. Intinya, penjual itu berusaha mengalihkan perhatianmu. Lalu saat kamu membayar dengan kartu kredit, ia akan melakukan sedikit perubahan harga dari yang seharusnya.
6. Tiket Palsu
Pernahkah saat traveling di suatu negara dan tiba-tiba kamu mengetahui tentang suatu konser atau event yang menarik? Jika kamu dihadapkan pada situasi mendadak seperti itu, maka sebaiknya kamu tetap tenang dan tidak gegabah dalam membeli tiket. Apalagi jika kamu sudah berada di area konser dan belum memiliki tiket lalu banyak tawaran tiket dari sejumlah calo dengan harga yang jauh lebih mahal hanya karena konser itu akan segera berlangsung dan kamu sangat ingin menontonnya. Tapi eiitts, waspadalah sebab bisa saja tiket yang mereka jual adalah tiket palsu. Untuk menghindari hal seperti itu maka sebaiknya kamu langsung membeli di booth penjualan tiket resmi. Lalu jika masih ada waktu beberapa hari atau beberapa jam sebelumnya, cobalah untuk langsung membeli tiketnya secara online langsung dari ponsel pintarmu.
7. Panggilan dari ‘Resepsionis’
Kalau kamu nginap di hotel dan tiba-tiba seseorang menghubungi kamarmu dan memperkenalkan diri sebagai resepsionis dan meminta rincian kartu kreditmu untuk membayar biaya layanan, ingatlah untuk tidak pernah memberikan informasi apapun kepada orang asing apalagi jika itu melalui telepon. Selayaknya biaya hotel termasuk layanannya sudah dibayarkan beberapa hari sebelum hari H atau sebelum kunci kamar hotel diberikan padamu.
8. Apartemen yang Disewakan
Tak bisa dipungkiri jika saat ini, trend menyewa apartemen selama traveling jadi pilihan sejumlah orang karena dirasa lebih murah dibanding menginap di penginapan biasa apalagi hotel. Ini berlaku untuk mereka yang traveling rame-rame. Namun perlu diwaspadai bahwa ada beberapa pemilik apartemen yang tidak jujur terhadap tamunya dengan membuat mereka membayar sejumlah biaya layanan, terlebih jika ada properti yang rusak. Kalau mau aman, kamu bisa membuat perjanjian terlebih dahulu dengan pemilik apartemen sebelum menempati apartemen itu, dimana isi perjanjian itu menekankan pada informasi tentang kerusakan properti dan biaya tambahan lainnya.
9. ‘Teman’ Baru
Modus ini biasanya terjadi apabila kamu menginap di suatu penginapan sejenis bungalow, dimana bangunan kamarmu terpisah dengan bangunan utamanya. Lalu di sana kamu berkenalan dengan teman baru dan bersenang-senang bersama. Pada saat kamu lengah atau sedang tidak berada di kamar, mungkin saja si teman baru ini masuk ke kamarmu dan mengambil sejumlah barang berharga yang tidak kamu bawa saat keluar. Untuk menghindari hal itu, carilah bungalow yang reputasi keamanannya bagus dan tidak menceritakan kegiatan perjalananmu selama di sana pada orang yang baru dikenal.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Menpar Gagas "Nomadic Tourism" untuk Menyasar Wisatawan Milenial | Cakap Cakap