CakapCakap – Cakap People! Memiliki mental yang kuat tentu menjadi dambaan hampir semua orang. Terlebih, dengan mental yang kuat kamu bisa menghadapi berbagai kondisi dengan tenang. Meskipun, dalam kondisi sulit sekalipun.
Namun, apa sih yang ada dalam pikiran kamu untuk menggambarkan orang yang punya mental kuat? Apakah orang tersebut punya mental kuat karena tidak pernah menangis? Atau, mereka yang tidak gampang meratapi nasib ketika menghadapi cobaan hidup?
Tidak selalu. Ada sejumlah karakteristik lain yang bisa membedakan orang-orang ini dari kelompok masyarakat lainnya. Kamu juga bisa mulai menerapkannya pada diri sendiri sebagai strategi meningkatkan kekuatan mental kamu.
Mengutip Dr. Travis Bradberry, co-penulis Emotional Intelligence 2.0, dan Amy Morin, LCSW, psikologi klinis berlisensi serta psikoterapis ahli di bidang kekuatan mental ada beberapa ciri orang yang memiliki mental yang kuat. Berikut adalah beberapa cirinya.
1. Punya kecerdasan emosi yang tinggi
Kecerdasan emosional (EQ) adalah landasan kekuatan mental. Kamu tidak bisa kuat secara mental tanpa kemampuan untuk sepenuhnya memahami dan mentolerir emosi negatif yang kuat, dan mengambil tindakan tegas jika kamu ingin berhasil melewatinya dengan sukses.
EQ adalah keterampilan fleksibel yang bisa kamu latih dengan pemahaman dan usaha. Tidak mengherankan jika 90% orang sukses di dunia ini memiliki EQ tinggi dan orang dengan EQ yang tinggi menghasilkan pendapatan per tahun rata-rata yang lebih besar daripada orang-orang yang EQ-nya rendah.
Sayangnya, punya EQ saja tidak cukup untuk kamu bisa bermental sekuat baja.
2. Punya kepercayaan diri yang tinggi
Orang-orang yang bermental kuat percaya bahwa mental memiliki efek yang kuat pada kemampuan seseorang untuk sukses. Dan ini didukung oleh fakta. Sebuah studi baru-baru ini di University of Melbourne menunjukkan bahwa orang yang percaya diri terus mendapatkan upah yang lebih tinggi dan dipromosikan lebih cepat daripada rekannya yang lain.
Kepercayaan diri sejati berbanding terbalik dengan kepercayaan diri palsu, yang sering dimunculkan oleh seseorang untuk menutupi kekhawatiran dalam dirinya. Mereka tidak membiarkan orang lain mengendalikan hidup mereka, dan mereka tidak memengaruhi mereka.
Mereka mengerti bahwa mereka adalah yang berhak untuk mengendalikan emosi mereka sendiri. Keyakinan mereka mengilhami orang lain dan membantu mereka mewujudkan sesuatu.
3. Berani bilang “Tidak”
Klik DI SINI untuk meneruskan membaca, Cakap People!