CakapCakap – Cakap People! Threads baru saja diluncurkan untuk menjadi pesaing Twitter dari Meta. Meski disebut sebagai kloningan Twitter, Threads ternyata memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan aplikasi milik Elon Musk tersebut.
Sebagian besar perbedaan ini mungkin dipengaruhi oleh minimnya fitur di Threads saat baru diluncurkan. Meta sendiri sudah berencana menambahkan fitur baru untuk Threads di masa depan.
Mulai dari timeline yang mirip tapi beda sampai dengan data pengguna yang dikumpulkan, berikut tujuh perbedaan aplikasi Threads dan Twitter yang perlu kamu tahu, dikutip dari detikcom.
Cara buat akun baru
Threads mengharuskan pengguna memiliki akun Instagram. Saat membuat profil baru, Threads memberikan opsi untuk memindahkan informasi dari akun Instagram yang dihubungkan seperti bio, foto profil, link, dan centang biru jika ada. Selain itu pengguna bisa dengan mudah mengikuti akun yang sudah diikuti di Instagram.
Sementara itu pengguna Twitter memiliki banyak opsi untuk membuat akun baru. Mereka bisa membuat akun Twitter baru seperti biasa, atau login menggunakan akun Google atau Apple yang sudah ada.
Baik Threads maupun Twitter memberikan opsi bagi pengguna untuk membuat akunnya menjadi private atau publik. Karena akun Threads dan Instagram saling terhubung, pengguna yang ingin menghapus akun Threads terpaksa harus menghapus akun Instagram-nya juga.
Jumlah karakter
Meta mengonfirmasi pengguna Threads bisa mengunggah postingan dalam bentuk teks hingga 500 karakter. Selain itu pengguna Threads juga bisa membagikan foto, GIF, dan video dengan durasi hingga lima menit.
Sementara itu, Twitter memiliki batas karakter hingga 280 karakter untuk pengguna biasa. Pengguna Twitter yang berlangganan Twitter Blue bisa mencuit lebih panjang hingga 25.000 karakter. Selain foto, video, dan GIF, pengguna Twitter juga bisa menyematkan polling di cuitannya.
Timeline dan trending topic
Konten yang diunggah di Threads disebut sebagai thread, sedangkan di Twitter dikenal dengan nama tweet.
Threads memiliki satu timeline yang berisi thread dari akun yang diikuti dan thread yang direkomendasikan oleh algoritma. Saat ini belum ada opsi untuk menampilkan thread secara kronologis atau tab following untuk menampilkan thread hanya dari akun yang diikuti.
Berbeda dengan Twitter yang memiliki dua tab yaitu Following yang menampilkan tweet dari akun yang diikuti dan disusun secara kronologis, dan For You yang menampilkan tweet dari akun yang diikuti dan direkomendasikan dengan susunan acak.
Saat ini Threads tidak memiliki fitur seperti Trending Topic yang memungkinkan pengguna mengetahui topik yang sedang ramai dibicarakan. Tapi Meta mengatakan akan menambahkan lebih banyak fitur di Threads untuk membantu mencari thread dan kreator yang diminati.
Cara upload konten
Pengguna Threads juga bisa membuat utas layaknya di Twitter. Caranya dengan menekan tombol enter di keyboard sebanyak tiga kali untuk menambahkan thread selanjutnya. Sementara itu di Twitter pengguna cukup menekan tombol + yang ada di sudut kanan bawah untuk menambahkan tweet selanjutnya.
Saat diluncurkan, Threads belum memiliki fitur drafts untuk menyimpan thread yang sedang ditulis. Berbeda dengan Twitter yang sudah memiliki fitur drafts. Pengguna Twitter juga bisa menjadwalkan postingan tweet lewat web.
Tidak seperti di Twitter, pengguna Threads saat ini belum bisa bercakap-cakap secara private karena belum ada fitur direct messages (DM). Tapi pengguna Threads bisa membuka profil Instagram orang lain dengan mudah lewat Threads.
Baik Threads maupun Twitter sama-sama memiliki fitur yang bisa membantu pengguna mengontrol percakapan. Pengguna Threads dan Twitter bisa memilih siapa saja yang boleh membalas postingannya, mulai dari semua orang, hanya orang yang diikuti, atau orang yang di-mention.
Iklan
Threads saat ini tidak menampilkan iklan di platform-nya. Meta sudah berencana untuk memonetisasi platform ini, tapi tidak dalam waktu dekat karena Meta memilih fokus untuk menarik pengguna sebanyak mungkin.
Sedangkan Twitter menampilkan iklan dalam bentuk cuitan yang tampil di timeline, baik itu di tab For You maupun Following. Tapi pengguna yang berlangganan Twitter Blue dijanjikan akan melihat lebih sedikit iklan di timeline-nya.
Data yang dikumpulkan
Saat Threads pertama kali muncul di App Store, banyak pengguna Twitter yang menyoroti jenis data yang dikumpulkan aplikasi ini. Selain data umum seperti kontak, lokasi dan, riwayat pencarian, Threads juga mengumpulkan data yang lebih sensitif seperti ‘health & fitness’ dan informasi keuangan.
Twitter juga mengumpulkan data pengguna seperti pembelian, info kontak, riwayat browsing, dan lain-lain yang terbilang cukup umum.
Tidak seperti di Twitter, pengguna Threads saat ini belum bisa bercakap-cakap secara private karena belum ada fitur direct messages (DM). Tapi pengguna Threads bisa membuka profil Instagram orang lain dengan mudah lewat Threads.
Baik Threads maupun Twitter sama-sama memiliki fitur yang bisa membantu pengguna mengontrol percakapan. Pengguna Threads dan Twitter bisa memilih siapa saja yang boleh membalas postingannya, mulai dari semua orang, hanya orang yang diikuti, atau orang yang di-mention.
Platform terbuka vs tertutup
Threads akan mendukung platform ActivityPub, protokol yang juga digunakan di jaringan terdesentralisasi seperti Mastodon. Protokol ini memungkinkan pengguna untuk mengikuti dan berinteraksi dengan akun di platform lain.
Selain itu, pengguna juga akan bisa memindahkan akun dan audiensnya dari Threads ke platform jejaring sosial lain yang mendukung ActivityPub. Tapi saat ini dukungan ActivityPub masih belum tersedia di Threads.
Berbeda dengan Twitter yang merupakan platform tertutup dan berdiri sendiri. Twitter bahkan sempat mengharuskan pengguna untuk login jika ingin membaca tweet dan melihat profil pengguna.