CakapCakap – Cakap People! Ada beberapa obat yang bisa menjadi pemicu gula darah tinggi yang perlu diketahui oleh penderita diabetes. Apa saja obat tersebut?
Menurunkan gula darah tinggi sering dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun, terdapat beberapa jenis obat yang justru bisa menyebabkan gula darah tinggi.
Berikut adalah tujuh obat yang bisa memicu gula darah tinggi dalam tubuh, dilansir dari berbagai sumber:
1. Statin
Untuk menurunkan LDL atau kadar kolesterol jahat, beberapa orang biasanya akan mengonsumsi obat statin. Namun, obat ini ternyata juga bisa meningkatkan kadar gula darah, apalagi untuk orang-orang dengan pradiabetes yang dapat berisiko terkena diabetes.
Bahkan, studi yang diterbitkan pada Oktober 2017 di jurnal BMJ Open Diabetes and Research Care pernah mengungkap laporan penelitian pada orang dengan pradiabetes selama sepuluh tahun.
Hasilnya, ditemukan penggunaan obat statin bisa meningkatkan risiko diabetes sebesar 30 persen.
2. Obat Kortikosteroid
Umumnya, obat kortikosteroid berfungsi menurunkan peradangan pada penyakit arthritis, asma, alergi, dan cedera sendi.
Namun, obat kortikosteroid ternyata punya efek samping membuat kadar gula darah naik. Karena itu, penggunaan obat ini harus dipantau di bawah pengawasan dokter.
Menurut Timothy In-Chhu Hsieh, MD, kepala endokrinologi Kaiser Permanente West Los Angeles Medical Center, California, jika disuntikkan atau dikonsumsi melalui mulut, kortikoseteroid bisa meningkatkan gula darah. Bahkan, jika dikonsumsi harian, bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat.
3. Niasin
Obat yang umum ditemukan dalam bentuk suplemen ini merupakan vitamin B yang memiliki efek penurun kolesterol. Sama seperti statin, niasin juga dapat meningkatkan kadar gula darah penderita diabetes.
Menurut studi yang diterbitkan Februari 2016 di jurnal Heart mengungkapkan bahwa niasin berperan dalam meningkatkan risiko diabetes.
4. Antipsikotik
Obat untuk mengatasi skizofrenia dan penyakit mental lainnya ini juga bisa meningkatkan kadar gula darah.
Dalam penelitian yang diterbitkan Mei 2016 di jurnal Schizophrenia Bulletin menyebut bahwa pasien skizofrenia dengan pradiabetes yang mengonsumsi antipsikotik berisiko rendah mengalami komplikasi diabetes yang parah.
5. Antibiotik
Penyakit pneumonia dan infeksi saluran kemih (ISK) kerap disarankan mengonsumsi obat antibiotik fluoroquinolones. Namun, obat ini ternyata telah terbukti menyebabkan gula darah meningkat.
Studi ini bahkan ditemukan pada penelitian yang terbit Oktober 2013 di jurnal Clinical Infectious Diseases. Selain itu, pentamin yaitu obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati jenis pneumonia tertentu juga bisa menyebabkan kenaikan gula darah.
6. Dekongestan
Dekongestan biasa digunakan sebagai obat pilek atau flu. Dekongestan memiliki beberapa jenis, termasuk sudafed (pseudoefedrin) dan fenilefrin yang justru dapat meningkatkan kadar gula darah.
Penggunaan dekongestan sebaiknya dikonsultasikan ke dokter meskipun pemakaiannya jangka pendek agar lebih aman.
7. Beta Blocker
Biasanya, Beta Blocker sering dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah dan mengobati kondisi tertentu. Salah satunya, detak jantung tidak teratur atau kecemasan. Sayangnya, Beta Blocker juga bisa menaikkan kadar gula darah.
Tak hanya itu, obat ini juga memicu efek samping umum yang akan muncul, seperti sakit kepala, mual, muntah, dan jantung berdebar-debar. Beta-blocker masih bisa digunakan penderita diabetes tipe 2. Namun, jika tidak bisa, dokter akan meresepkan obat lainnya.