CakapCakap – Cakap People! Tidak hanya diasuh sejak kecil, dididik, dan disekolahkan, anak juga butuh dibuat bahagia oleh kedua orangtuanya. Bicara soal membuat anak bahagia, kita bisa menyontek rahasia orang Belanda memberikan anaknya masa kecil yang bahagia, juga membesarkan anaknya dalam rasa bahagia yang tinggi.
Seperti apa rahasianya?
1. Mendapatkan Banyak Istirahat
Melansir CNBC, pada 2013, sebuah studi dari European Journal of Developmental Psychology meneliti perbedaan temperamental antara bayi AS dan Belanda. Kesimpulannya adalah bayi Belanda lebih banyak tertawa, tersenyum, dan suka berpelukan lebih dari bayi Amerika.
Menurut penelitian, sikap bayi Belanda yang relatif tenang dan senang disebabkan oleh jadwal tidur yang lebih teratur dan aktivitas dengan intensitas yang lebih rendah. Orangtua Amerika dikenal menekankan pentingnya stimulasi, memaparkan anak-anak mereka pada berbagai pengalaman baru.
Sedangkan orangtua Belanda lebih fokus pada aktivitas sehari-hari di rumah, menghargai pentingnya istirahat dan keteraturan. Bayi yang cukup istirahat memungkinkan orangtua yang cukup istirahat. Penelitian telah menyatakan bahwa orang Belanda rata-rata tidur lebih lama daripada orang-orang di belahan dunia lainnya.
2. Orangtua Punya Banyak Waktu Untuknya
Pada tahun 1996, pemerintah Belanda memberikan hak yang sama kepada karyawan paruh waktu sebagai pekerja penuh, membuka jalan bagi keseimbangan kehidupan kerja yang lebih tinggi. Budaya kerja paruh waktu adalah alasan lain mengapa semua orang, termasuk anak-anak, jauh lebih bahagia di Negeri Kincir itu.
Kebanyakan ayah Belanda mempersingkat jam kerja mereka menjadi hanya empat hari. Ini memungkinkan mereka untuk mendedikasikan setidaknya satu hari per minggu untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka. Waktu libur ini sering disebut sebagai Papadag, yang berarti “Hari Ayah”.
3. Tidak Tertekan di Sekolah
Anak-anak di Belanda bahagia karena tidak mendapat tekanan untuk selalu berprestasi di dunia akademik alias di sekolah. Sekolah di Belanda lebih menitikberatkan pada motivasi daripada pencapaian sang murid. Keterampilan sosial dianggap menjadi unsur yang lebih penting daripada tingginya IQ seseorang.
4. Didorong untuk Berani Berpendapat
Setiap orang memiliki pendapat dan pemikirannya sendiri terhadap sesuatu, dan orangtua Belanda melakukan pengasuhan dengan membiarkan balitanya berani bernegosiasi dan menetapkan batasannya sendiri.
Ini adalah keterampilan yang akan berguna ketika seorang anak bertambah besar, yaitu saat menolak perilaku buruk teman, atau untuk mengatasi masalah di tempatnya bekerja kelak. Mengemukakan pendapat juga membuat anak merasa bahagia karena dengan begitu pemikirannya didengarkan dan dipertimbangkan oleh orangtuanya.
5. Selalu Makan Bersama
Makan bersama keluarga, terutama saat sarapan, adalah rutinitas yang umumnya dilakukan oleh kebanyakan keluarga Belanda. Sebelum makan, keluarga tidak mulai makan sampai semua anggota keluarga hadir di ruang makan.
Kebiasaan ini menunjukkan bahwa kehadiran setiap orang begitu penting, termasuk anak-anak.
6. Terbiasa Bersepeda
Bersepeda di segala cuaca merupakan pengalaman yang membentuk karakter anak-anak Belanda. Hal itulah yang mengajarkan mereka ketabahan, ketangguhan, dan bahwa hidup tidak selalu cerah dan penuh pelangi. Mereka belajar menghadapi hujan dan tidak cepat menyerah.