Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mampu menghadapi tantangan hidup, dan tetap percaya diri meskipun situasi sulit menghampiri. Lantas, bagaimana cara melatih anak agar memiliki mental yang kuat?
Melansir Ameya World School, membangun mental yang kuat pada anak bukan berarti membuat mereka tidak pernah menangis atau merasa lemah, tetapi mengajarkan mereka cara bangkit dan belajar dari setiap pengalaman.
Nah, untuk membantu anak memiliki mental yang kuat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Apa saja itu?
1. Ajarkan untuk Mengelola Emosi
Mental yang kuat tidak berarti tidak pernah merasa sedih atau marah, tetapi lebih pada kemampuan mengelola emosi tersebut dengan baik. Saat anak merasa kecewa karena mainannya rusak atau kalah dalam permainan, ajari mereka untuk menerima perasaan itu.
Kamu bisa berkata, “Nggak apa-apa merasa sedih, tapi ayo kita pikirkan solusinya bersama.” Dengan cara ini, anak belajar bahwa emosi adalah bagian normal dari kehidupan, dan mereka bisa menghadapinya tanpa takut.
2. Berikan Contoh yang Baik
Anak adalah peniru ulung. Kalau kamu sering panik menghadapi masalah kecil atau mudah menyerah, anak juga bisa mengikuti pola itu. Jadi, tunjukkan bagaimana kamu menghadapi kesulitan dengan tenang dan penuh tanggung jawab.
Misalnya, jika ada masalah di pekerjaan, kamu bisa berbicara dengan anak, “Ibu sedang mencari cara untuk menyelesaikan ini, tapi semuanya pasti bisa diatasi.” Sikap ini memberikan pesan positif bahwa setiap masalah punya jalan keluar.
3. Dorong Mereka untuk Mandiri
Kadang, sebagai orang tua, kita cenderung ingin membantu anak dalam segala hal, terutama saat mereka kesulitan. Tapi, memberikan terlalu banyak bantuan bisa membuat anak kurang percaya diri.
Cobalah beri mereka ruang untuk mencoba sendiri. Jika mereka kesulitan mengikat tali sepatu atau menyusun puzzle, dorong mereka dengan kata-kata seperti, “Kamu pasti bisa. Ibu yakin kok!” Ketika berhasil, mereka akan merasa bangga pada diri sendiri.
4. Ajarkan untuk Menerima Kegagalan
Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan anak perlu memahami itu sejak dini. Jangan terlalu memanjakan mereka dengan segala hal yang instan. Jika anak gagal dalam ujian atau kalah dalam perlombaan, berikan dukungan, bukan kritik.
Kamu bisa berkata, “Nggak apa-apa, gagal itu bagian dari belajar. Yuk, coba lagi lain kali.” Dengan begitu, mereka akan belajar bahwa kegagalan bukan akhir segalanya, melainkan peluang untuk tumbuh.
5. Bangun Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah pondasi mental yang kuat. Berikan pujian yang tulus atas usaha mereka, bukan hanya hasilnya. Misalnya, “Kamu hebat banget, sudah mau belajar matematika tanpa menyerah!”
Hindari membandingkan anak dengan orang lain. Setiap anak punya keunikan dan kemampuan masing-masing. Fokuslah pada perkembangan mereka sendiri.
6. Ajarkan Rasa Empati dan Kerendahan Hati
Mental yang kuat juga berarti mampu menghargai orang lain dan tidak egois. Libatkan anak dalam kegiatan yang mengajarkan empati, seperti berbagi makanan dengan teman atau membantu orang yang membutuhkan.
Kamu juga bisa memberi contoh dengan bertanya, “Menurutmu, bagaimana perasaan temanmu saat itu?”. Ini membantu anak memahami pentingnya peduli pada perasaan orang lain.
Membangun mental yang kuat pada anak adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Dengan mengajarkan mereka mengelola emosi, menerima kegagalan, dan menjadi mandiri, kamu sedang membantu mereka mempersiapkan diri menghadapi dunia.
Ingat, anak yang kuat secara mental bukan berarti tidak pernah merasa takut atau sedih, tetapi mereka tahu bagaimana bangkit kembali dengan percaya diri.
