CakapCakap – Cakap People! Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dilaporkan melarikan diri pada Rabu pagi, 13 Juli 2022. Ia belum terlihat di depan umum sejak Jumat, 8 Juli 2022. Sementara Parlemen Sri Lanka akan memilih penggantinya pada 20 Juli 2022.
Berikut adalah sejumlah fakta terkait Rajapaksa yang berhasil melarikan diri ke Maldives.
1. Kabur bersama istri dan pengawalnya
Menurut keterangan seorang pejabat imigrasi kepada Reuters, Gotabaya Rajapaksa beserta istri dan dua pengawalnya pergi menggunakan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka jenis Antonov-32.
Seorang sumber pemerintah mengatakan Rajapaksa berangkat ke Male, ibu kota Maldevus. Presiden Sri Lanka itu kemungkinan besar akan melanjutkan perjalanan ke negara Asia lainnya dari sana, kata sumber itu.
2. Rajapaksa berencana mundur
Rajapaksa rencananya akan mengundurkan diri pada Rabu, 13 Juli 2022, di tengah protes yang meluas atas langkah penanganannya terhadap krisis ekonomi yang menghancurkan Sri Lanka.
Rajapaksa akan mengundurkan diri sebagai presiden guna memberi jalan bagi sebuah pemerintah persatuan di Sri Lanka, usai ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya dan perdana menteri negara itu pada Sabtu, 9 Juli 2022, untuk menuntut penggulingan mereka.
3. Pelariannya tidak bisa dicegah
Dilansir dari Antara, pejabat imigrasi mengatakan pihak berwenang berdasarkan hukum tidak dapat mencegah presiden yang masih menjabat untuk meninggalkan negara itu. Dengan kata lain, Rajapaksa berhasil melarikan diri.
4. Keluarga Rajapaksa mendominasi politik Sri Lanka
Keluarga Rajapaksa, termasuk mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa, diketahui mendominasi politik negara berpenduduk 22 juta jiwa itu selama bertahun-tahun. Sebagian besar warga Sri Lanka menyalahkan mereka atas masalah yang terjadi saat ini.
Ekonomi Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata sangat terpukul oleh pandemi COVID-19 dan penurunan pengiriman uang dari warganya yang bekerja di luar negeri, sementara larangan penggunaan pupuk kimia sudah menurunkan hasil pertanian. Larangan itu kemudian dibatalkan.
Pemerintahan keluarga Rajapaksa menerapkan pemotongan pajak populis pada tahun 2019 yang mana mempengaruhi keuangan pemerintah. Sementara itu, penyusutan cadangan devisa negara telah membatasi impor bahan bakar, makanan, serta obat-obatan.
Penggunaan bahan bakar di Sri Lanka sangat dijatah dan antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.
5. Warga Sri Lanka minta Rajapaksa mengundurkan diri
Inflasi utama di Sri Lanka disebut mencapai 54,6 persen pada Juni dan bank sentral telah memperingatkan bahwa itu bisa naik menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.
Protes terhadap Pemerintah Sri Lanka sudah memuncak sejak Mei, namun kembali mencapai puncaknya pada Sabtu, 9 Juli 2022 lalu di mana ratusan ribu orang membanjiri Kolombo dan menduduki gedung-gedung penting dan tempat tinggal pemerintah.