CakapCakap – Cakap People! Terdapat sejumlah fakta menarik tentang Menara Saidah, apa saja? Seperti diketahui, ada banyak gedung kosong yang terbengkalai di Jakarta. Salah satu yang terkenal adalah Menara Saidah.
Gedung ini terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. Dari jalan besar kejauhan, mungkin kamu akan takjub melihat potret kemegahan bangunan 28 lantai ini. Namun, saat didekati, bangunan tersebut sudah terbengkalai.
Lantas apa penyebab Menara Saidah terbengkalai hingga kini disebut angker?
1. Gedung Ditutup Setelah Adanya Isu Konstruksi Miring
Menara Saidah dikosongkan setelah adanya isu konstruksi yang miring, tepatnya pada 2007 silam. Kemiringan pada bangunan dikhawatirkan bisa membahayakan para penghuninya.
Ya, dulunya gedung ini digunakan sebagai gedung perkantoran. Saat itu, ada 34 tenant yang menyewa ruangan untuk dijadikan kantor. Sayangnya, satu per satu dari mereka memutuskan untuk meninggalkan gedung, sampai akhirnya resmi ditutup. Kabarnya juga, penyebab tenant keluar karena manajemen gedung yang buruk. Dimana banyaknya perusahaan yang turut mengelola, hingga membuat sewa gedung jadi mahal.
Mengutip detikJabar, pada 2013 silam Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta membantah soal anggapan gedung miring. Pemda pun telah memastikan tidak ada masalah konstruksi yang terjadi.
Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI Jakarta saat itu, Putu Ngurah Indiana pun melaporkan tidak adanya cacat konstruksi. Sebab, Suku Dinas Jakarta Selatan sempat melakukan kajian terhadap gedung ini dan tidak adanya bentuk kegagalan konstruksi.
Putu sempat mengirimkan surat resmi kepada pemilik gedung untuk melakukan audit konstruksi, tapi belum ada jawaban dari pihak pemilik gedung saat itu.
Hal yang sama diungkap oleh Ary Widiantoro Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya yang menjadi kontraktor pembangunannya. Ary mengatakan bahwa secara teknis jika sebuah gedung yang awalnya tegak menjadi miring, maka akan menimbulkan tekanan yang besar pada dinding bangunan. Kalau Menara Saidah miring, maka seharusnya kaca jendela pencah dan berhamburan.
Ary menyampaikan bahwa pembangunan gedung ini kala itu sudah dibuat sesuai dengan kelayakan.
2. Habiskan Biaya Pembangunan Rp50 Miliar
Gedung dengan desain khas Romawi ini dibangun pada tahun 1995-1998. Ternyata, pembangunannya pun memakan biaya yang sangat fantastis kala itu, yakni mencapai Rp50 miliar!
“Kalau nggak salah itu Rp 50 miliar, kalau nggak salah ya, saya nggak jelas detailnya karena itu sekitar 15 tahun yang lalu,” kata Ary kepada detikFinance di tahun 2013.
Menara Saidah pun menjadi pembangunan gedung pencakar langit pertama yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya (HK), dengan menggandeng mitra perusahaan konstruksi swasta Adji Satria.
3. Kini Dimiliki oleh Fahmi Darmawansyah
Menara Saidah mengalami beberapa pergantian pemilik. Mengutip detikFinance, gedung ini bangun oleh salah satu BUMN Karya. Lalu, pemilik awalnya dimiliki oleh Mustika Ratu atas nama mendiang Mooryati Soedibyo.
Dari Mustika Ratu, Menara Saidah dilelang dan dimenangkan oleh keluarga Saidah. Kemenangan tersebut diserahkan kepada Fajri Setiawan, anak kelima nyonya Saidah.
Namun, Fajri meninggal dunia dan kepemilikan kembali turun ke suami Inneke, Fahmi Damawansyah, anak bungsu nyonya Saidah.
4. Kini Sering Disebut Gedung Angker
Saat awal kosong, sebenarnya Menara Saidah sempat ditawar banyak orang, tapi dengan harga murah. Namun, pemilik tidak melepas, hingga kini terbengkalai.
Seiring berjalannya waktu dan terus kosong, gedung dengan 28 lantai ini kemudian dikenal sebagai salah satu gedung angker di Jakarta. Berkembang sederet cerita horor yang berkaitan dengan Menara Saidah.
Seperti ojol yang mendapat pesanan penumpang, hantu perempuan berbaju merah, hantu penunggu lift, setan penunggu yang usil, hingga kecelakaan yang terjadi di depan gedung dikaitkan dengan kosongnya dan penunggu Menara Saidah.