in ,

25 Gejala Infeksi ‘Son of Omicron’, Orang yang Sudah Divaksinasi Masih Bisa Kena

“Maksudnya, virusnya tidak akan terlihat di hidung, jadi Anda bisa terkena infeksi usus, tapi tidak terlihat positif saat dites,” ungkap Prof Spector.

CakapCakap – Di Indonesia, sekitar 300-an kasus COVID-19 akibat infeksi SARS-CoV-2 varian omicron subvarian BA.2 telah terdeteksi per Sabtu, 5 Maret 2022. Varian yang dijuluki “Son of Omicron” itu dikhawatirkan lebih cepat menular dan dapat meningkatkan keparahan gejala.

Faktanya, beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa infeksi omicron BA.1 dan BA.2 sama-sama menyebabkan gejala yang relatif lebih ringan. Itu karena sebagian besar populasi telah divaksinasi.

Hanya saja, varian omicron diketahui mampu menghindari sistem kekebalan, baik yang didapat dari infeksi sebelumnya ataupun dari vaksinasi. Gejala umum bagi yang telah divaksinasi termasuk sakit tenggorokan, pilek, bersin terus menerus, batuk, sakit kepala, nyeri otot dan mual.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Apa gejala paling umum dari Omicron BA.2?

Studi di Inggris mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi Son of Omicron menunjukkan gejala yang berhubungan dengan usus. Saat terpapar, penderita mengeluh enam gangguan yang berhubungan dengan usus, yakni mual, diare, muntah, sakit perut, mulas, dan kembung.

“Kita tahu bahwa virus ini mencoba masuk melalui mulut dan hidung serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang berbeda,” kata Prof Tim Spector selaku pemimpin studi ZOE Covid Symptom kepada The Sun, dikutip Sabtu, 5 Maret 2022.

Menurut Prof Spector, omicron atau varian lainnya bisa saja menyerang usus. Mengingat Son of Omicron juga terkenal sebagai “Stealth Omicron” alias “Omicron Siluman”, bisa jadi keberadaannya tidak terdeteksi oleh tes aliran lateral atau tes antigen.

“Maksudnya, virusnya tidak akan terlihat di hidung, jadi Anda bisa terkena infeksi usus, tapi tidak terlihat positif saat dites,” ungkap Prof Spector.

Chief Medical Officer Infirmary Health Dr Bill Admire mengatakan bahwa infeksi varian delta cenderung menghasilkan gejala parah pernapasan bagian atas. Paru-paru lebih terdampak oleh varian ini hingga penderitanya bisa mengembangkan pneumonia, gagal pernapasan, hingga perlu menggunakan ventilator.

“Sementara itu, pada infeksi omicron, jumlah pasien yang mengeluhkan masalah pencernaan makin meningkat dan memiliki lebih banyak gejala,” ujarnya kepada WPMI-TV, dikutip Mirror.co.uk.

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Sejauh ini, ada sebanyak 25 gejala yang telah dilaporkan oleh orang yang telah terinfeksi. Berikut daftarnya:

– demam tinggi

– menggigil

– batuk terus-menerus

– sesak napas atau kesulitan bernapas

– kelelahan

– nyeri otot atau tubuh

– sakit kepala

– kehilangan kemampuan indra pengecap

– kehilangan kemampuan indra penciuman

– sakit tenggorokan

– suara serak

– hidung tersumbat atau berair

– masalah usus

– sakit punggung

– kehilangan nafsu makan

– delirium

– sleep paralysis (kelumpuhan tidur)

– heartburn (rasa panas terbakar di dada)

– ruam kulit

– keringat malam

– Covid tongue

– Covid toes

– Covid fingers

– nyeri dada

– sakit perut

Para ahli mengindikasikan bahwa penderita COVID-19 akibat infeksi omicron dapat merasakan gejala yang beragam. Itu akan tergantung pada status vaksinasi dan kekebalan yang diperoleh dari infeksi sebelumnya.

Pada Sabtu, 5 Maret 2022, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, kasus di Indonesia masih didominasi omicron BA.1. Sementara itu, orang yang terinfeksi Son of Omicron lebih banyak yang tanpa gejala (OTG) atau merasakan gejala ringan.

“Gejalanya sama dengan BA.1, didominasi OTG dan gejala ringan, seperti batuk dan pilek,” kata dia.

LIHAT ARTIKEL ASLI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tanda Organ Hati Bermasalah: Napas Berbau Busuk, Dijuluki ‘Breath of the Death’

Ini Dia Deretan Alutsista yang Digunakan dalam Perang Rusia-Ukraina