CakapCakap – Cakap People! Otoritas agama di Singapura telah meningkatkan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan di tempat-tempat ibadah di Singapura setelah ada gereja kedua yang dikaitkan dengan virus corona pada hari Rabu, 12 Februari 2020.
Dilansir dari Business Insider, Jumat, 14 Februari 2020, ada 12 kasus virus corona yang dikaitkan terjadi di dua gereja di Singapura, yaitu Gereja Grace Assembly of God dan yang kedua adalah The Life Church and Missions Singapore di Paya Lebar, sejak saat itu mereka menghentikan semua layannan.
Berikut adalah sejumlah langkah yang diumumkan oleh otoritas agama dan tempat ibadah untuk melindungi peserta atau jamaah di Singapura:
Langkah untuk umat Kristiani
Uskup Agung Singapura memerintahkan agar kantin di seluruh gereja Katolik di Singapura ditutup dan semua kelas gereja ditangguhkan.
Banyak gereja individu, termasuk Gereja Presbiterian Orchard Road dan Gereja St James, juga telah melakukan langkah wajib untuk pemeriksaan suhu tubuh dan sanitasi tangan di pintu.
Yang lainnya, seperti Gereja Baptis Agape dan Gereja Bethesda (Katong), sekarang mengharuskan peserta atau jemaat untuk menyatakan nama mereka, nomor kontak dan sejarah perjalanan untuk tujuan pelacakan kontak.
New Creation Church mengatakan akan menggunakan “pemindai termal (suhu tubuh) canggih, mirip dengan yang digunakan oleh Bandara Changi dan rumah sakit di seluruh Singapura” untuk mendeteksi pengunjung yang demam.
Sementara itu, Gereja Metodis Kampong Kapor mengatakan akan mengizinkan para jemaat 15 menit untuk mendinginkan suhu tubuh setelah berjalan dari MRT terdekat jika mereka menunjukkan sedikit demam, tetapi akan meminta mereka untuk pulang jika suhu mereka tidak turun setelah dua kali dilakukan pengambilan pemeriksaan suhu tubuh.
Gereja Bethesda (Katong) juga meminta pengunjung dengan “kekebalan tubuh yang dikompromikan” don menggunakan masker wajah ketika menghadiri gereja, sementara Gereja Presbiterian di Singapura menyarankan gereja-gereja anggota untuk membagikan Komuni Suci yang telah dikemas sebelumnya dan meminta pelayan gereja memakai sarung tangan dan masker sekali pakai.
Sementara itu, Gereja Grace Independent Baptist dan Cathedral of the Good Shepherd mengatakan bahwa mereka akan menggelar live streams massa dan pelayanan bagi mereka yang tidak bisa hadir.
Langkah untuk umat Muslim
Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) mengatakan pihaknya meningkatkan sanitasi fasilitas masjid, termasuk kenop pintu, pegangan tangga dan keran, serta menyediakan sabun dan pembersih tangan.
Juga direncanakan untuk meningkatkan ventilasi masjid sebelum sholat berjamaah dan Jumat, dan meminta agar para pengasuh yang mengantar anak-anak untuk sekolah atau kelas untuk segera meninggalkan tempat setelah itu.
Seperti di gereja-gereja Kristen, masjid juga akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh, mendata para jamaah, dan menggelar acara live streams untuk mereka yang tidak bisa hadir, tambah MUIS.
Sebuah pernyataan dari Kantor Mufti mengatakan bahwa Muslim diperbolehkan untuk tidak mengikuti sholat berjamaah dan Jumat di masjid jika mereka merasa tidak sehat.
Pernyataan kedua mwngimbau para jamaah bahwa virus corona itu bisa tetap berada di karpet yang tidak bersih yang digunakan oleh seorang jamaah yang terinfeksi. Mencegah virus tersebut, para jamaah disarankan untuk membawa tikar sendiri yang bersih untuk digunakan saat mengikuti sholat berjamaah di masjid.
Mereka juga menyarankan para wanita untuk membawa peralatan sholat sendiri, dan dan meminta untuk memastikan membersihkan tangan mereka dengan sanitiser tangan yang mengandung alkohol diperbolehkan.
Langkah untuk umat Buddha
Berdasarkan advisory pada 5 Februari 2020, Singapore Buddhist Federation menyarankan kuil-kuil Buddha untuk membatalkan kegiatan dan menerapkan aturan bahwa peserta pertemuan keagamaan harus menggunakan nama asli mereka ketika mendaftar untuk memfasilitasi pelacakan kontak.
Sementara itu, Singapore Buddhist Lodge mengatakan sedang meningkatkan frekuensi pembersihan dan meminta siapa pun yang berkunjung ke China baru-baru ini untuk menghindari kunjungan ke kuil selama 14 hari.
Kelompok The Buddhist Fellowship Youths juga membatalkan layanan pemuda pada 7 Februari. “Dianjurkan bagi kita semua untuk tinggal di rumah,” kata kelompok itu di Facebook.