CakapCakap – Cakap People! Pada awal Februari, sekelompok instruktur dance fitness di Korea Selatan mengadakan workshop — 4 jam aerobik intens dengan 27 orang berkeringat bersama-sama di dalam ruang kecil. Tanpa sepengetahuan mereka, 8 dari peserta tersebut memiliki virus corona, tetapi belum menunjukkan gejala.
Kurang dari sebulan kemudian, virus tersebut telah menginfeksi 112 orang di 12 fasilitas kebugaran atau fitnes yang berbeda di wilayah tersebut, semuanya terkait dengan kelas dance fitness, menurut laporan baru dari CDC, melansir Business Insider, Selasa, 19 Februari 2020.
Pelacak kontak mengaitkan berjangkitnya kasus virus corona tersebut dengan instruktur dari kegiatan workshop bulan Februari. Ditemukan bahwa instruktur dance fitness saat itu memimpin peserta sementara dirinya sedang mengalami gejala virus corona ringan, seperti batuk.
Laporan itu mengungkapkan bahwa sekitar 50 persen dari 112 kasus ditemukan telah ditransmisikan dari instruktur kepada peserta. 54 peserta dari 214 yang ditemukan telah terpapar di kelas, atau tingkat infeksi 26%. Rata-rata, peserta mulai mengalami gejala virus corona sekitar 3,5 hari setelah menghadiri kelas dance fitness, para peneliti menemukan.
Sisa kasus lainnya yang terkait dengan instruktur yang terinfeksi dan peserta itu menyebarkan penyakit ke keluarga, teman-teman lain, dan rekan kerja, menurut laporan itu.
Penelitian telah menemukan bahwa orang dapat sangat dengan mudah menularkan dan menyebarkan virus corona tanpa menunjukkan gejala itu sendiri — dalam laporan ini, lebih dari 25% kasus benar-benar tidak menunjukkan gejala.
Penulis laporan ini menyarankan bahwa grup kelas kebugaran bisa menjadi kegiatan berisiko unik yang menyebabkan wabah meskipun peserta di kelas hanya bertemu selama 50 menit, dua kali seminggu, dan tidak memiliki kontak lain di luar kelas.
Secara khusus, udara hangat, lembab dari banyak orang yang berkeringat di ruang kecil, dikombinasikan dengan aliran udara dari gerakan aerobik, bisa membuat lebih mudah untuk mengirimkan partikel virus, menurut laporan itu. Kelas kebugaran itu masing-masing memiliki antara 5 hingga 22 peserta.
Menariknya, laporan itu juga menemukan bahwa kelas yoga dan pilates yang diadakan pada saat yang sama tidak ditemukan terkait dengan kasus virus corona. Ukuran kelas yang lebih kecil (antara 7-8 orang) dan gaya gerakan yang lebih lambat mungkin telah menurunkan risiko, demikian para peneliti berteori.
Namun, penelitian ini tidak sepenuhnya memperhitungkan semua orang yang mungkin menghadiri kelas atau fasilitas kebugaran, dan mungkin telah meremehkan jumlah infeksi.
Dengan demikian, para peneliti merekomendasikan agar orang-orang menghindari keringat di ruang tertutup bahkan dengan hanya sekelompok kecil orang sekalipun saat ini untuk menghindari atau menyebarkan virus.